Saham emiten jasa teknologi informasi (TI/IT) PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) mengalami lonjakan harga belakangan ini.
Saham MLPT Melesat 66 Persen dalam 3 Hari, Potensi Kenaikan Sudah Terbatas? (Foto: Freepik)
IDXChannel – Saham emiten jasa teknologi informasi (TI/IT) PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) mengalami lonjakan harga belakangan ini, tersengat pergerakan saham Grup Lippo lainnya.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (12/11/2024), pukul 10.28 WIB, saham MLPT melesat 16,1 persen ke Rp20.900 per saham. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp4,60 miliar dan volume perdagangan 221,2 ribu saham.
"MLPT merupakan saham yang bergerak di bidang IT," kata pengamat pasar modal, Michael Yeoh, kepada IDXChannel.com, Selasa (12/11/2024).
Namun, kata Yeoh, sektor ini sendiri saat ini tidak memiliki katalis spesifik.
“Pergerakan MLPT lebih disinyalir mengikuti pergerakan Lippo Group lain, yang dipicu oleh penjualan SILO,” ujarnya.
Memang, kata Yeoh, secara langsung, dampaknya tidak ada pada MLPT, tetapi PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) akan menerima dana segar dari penjualan SILO, dan saham-saham dalam grup tersebut cenderung bergerak mengikuti.
Yeoh juga menambahkan, dari perspektif teknikal, pergerakan MLPT saat ini berada pada gelombang (wave) ke-5 dari pola Elliott Wave, dengan target kenaikan di level 23.000.
Dengan kondisi ini, Yeoh menjelaskan, peluang kenaikan MLPT sudah terbatas.
Setelah mencapai target tersebut, demikian mengikuti penjelasan Yeoh, kemungkinan besar MLPT akan mengalami koreksi menuju pola gelombang A-B-C.
Sebagai penyegar, diwartakan pada 19 September 2024, LPKR melepas sebagian saham PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) melalui anak usahanya, PT Megapratama Karya Persada (MKP).
Pelepasan 2,41 miliar saham SILO atau setara dengan 18,57 persen ini dilakukan dalam penawaran tender sukarela oleh Sight Investment Company Pte Ltd.
Perseroan menerima dana tunai sebesar Rp6,9 triliun dari transaksi ini. Dengan begitu, kepemilikan perseroan di SILO pun turun menjadi 29,09 persen.
"Transaksi ini menandai sebuah langkah maju dalam penyelarasan strategis perseroan terhadap bisnis utama kami di bidang real estate,” kata Presiden Direktur LPKR, Marlo Budiman dalam keterangan resminya, Kamis (19/9/2024).
Marlo menjelaskan, transaksi strategis ini memungkinkan perseroan untuk mengurangi tingkat utang, serta memperkuat fokus pada bisnis real estate dengan tetap mempertahankan kepentingan strategis pada SILO sebagai penyedia layanan kesehatan terkemuka di Indonesia.
Sekitar Rp3,9 triliun akan digunakan untuk membayar utang, termasuk obligasi dolar perseroan dan pinjaman lainnya. Sisanya akan digunakan untuk investasi lebih lanjut, penyelesaian proyek, modal kerja dan tujuan korporasi lainnya.
“Dari transaksi ini, utang bersih LPKR diproyeksikan akan turun menjadi Rp4,3 triliun,” ujar Marlo.
Sejak pendirian rumah sakit pertamanya di Lippo Village pada 1992, LPKR telah membangun SILO menjadi jaringan layanan kesehatan terkemuka dengan 41 rumah sakit dan lebih dari 70 klinik di seluruh Indonesia.
Marlo menyebut, keputusan untuk mengurangi kepemilikan saham SILO tersebut merupakan bagian dari strategi LPKR yang lebih luas untuk berkonsentrasi pada bisnis operasional kawasan yang terintegrasi penuh yang meliputi land banking, pengembangan kota mandiri, perumahan, lahan industri, perhotelan, mal gaya hidup, dan taman pemakaman.
Seperti disebutkan di muka, kenaikan saham MLPT terjadi seiring menghijaunya saham Grup Lippo lainnya. Pada Selasa (12/11), saham induk MLPT, MLPL melejit 18,60 persen.
Kemudian, saham MPPA tumbuh 7,32 persen, LPKR 4,46 persen, dan LPPF terkerek 0,71 persen. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.