Perjalanan panjang penggunaan uang kertas dimulai dari uang kertas pertama yakni Jiaozi. Uang kertas ini telah ada sejak 997 Masehi.
Mengenal Uang Kertas Pertama Jiaozi dan Sejarahnya hingga Sekarang. (Foto: MNC Media)
IDXChannel – Perjalanan panjang penggunaan uang kertas dimulai dari uang kertas pertama yakni Jiaozi. Uang kertas ini telah ada sejak 997 Masehi.
Dikutip dalam laman resmi Bank Indonesia (BI), uang kertas pertama ini ditemukan di China. Jiaozi berasal dari Dinasti Song (960-1279 M) pada masa pemerintahan Kaisar Zhenzong (997-1010 M). Menariknya, sebelum disebut Jiaozi, uang kertas pertama ini adalah uang terbang yaitu uang yang digunakan oleh saudagar kaya era Dinasti Tang China (618-907 M).
Seperti apa sejarah uang kertas pertama Jiaozi? Simak penjelasan lengkapnya sebagai berikut.
Pada mulanya, masyarakat di China menggunakan uang terbang yang setara dengan dokumen semacam wesel bank yang kita gunakan saat ini. Uang terbang yang memungkinkan orang untuk menyetor uang kepada pejabat setempat kemudian diberi imbalan tanda terima kertas (kwitansi). Kwitansi inilah yang nantinya bisa Anda tukarkan dengan jumlah yang sama di tempat lain. Uang Terbang juga ini tidak dapat ditukar antar individu dan juga tidak tersedia di masyarakat umum.
Seiring berjalannya waktu, muncullah mata uang kertas pertama yang setara dengan uang kertas masa kini di China selama Dinasti Song (960-1279 M). Uang kertas pertama tersebut merupakan sebuah surat promes yang kemudian dikenal dengan nama ‘Jiaozi’. Uang kertas ‘Jiaozi’ ini dibuat oleh sekelompok pedagang di Sichuan pada masa pemerintahan Kaisar Zhenzong (997-1022 M). Tak seperti Uang Terbang yang tidak dapat ditukarkan antar individu, Jiaozi bisa digunakan masyarakat umum dan bahkan bisa ditukar dengan uang koin yang sudah muncul sebelumnya.
Menurut keterangan di laman Bank Indonesia, Jiaozi sempat menjadi mata uang yang cukup populer pada masanya. Meski demikian, uang ini harus mengalami masalah karena adanya inflasi setelah beberapa dekade. Mata uang Jiaozi pun digantikan dengan mata uang kertas yang baru yakni ‘Huizi’ yang dicetak oleh pemerintah di percetakan resmi.
Huizi terbuat dari kertas seukuran A4. Uang kertas ini terdiri dari gambar pastoral yang dicetak dari lempengan tembaga. Huizi juga dihiasi dengan denominasi tulisan tangan dengan cap tinta merah sebagai pertanda keaslian. Dalam cetakan tersebut, Huizi juga disertai dengan tulisan peringatan bagi siapapun yang memalsukan uang ini di bawahnya.
Penggunaan uang kertas ini terus mengalami dinamikanya. China yang sempat mengalami krisis keuangan cukup parah pun akhirnya membuat nilai uang kertas jatuh. Akibatnya, China pun menghilangkan uang kertas tersebut pada 1455 setelah lebih dari 500 tahun menggunakannya. Uang kertas baru kembali digunakan setelah abad ke-17 dan dimulai di Benua Eropa.
Sementara itu, meski sempat populer digunakan pada masanya, para arkeolog tidak menemukan satu pun contoh uang kertas Huizi yang bertahan hingga kini. Mereka hanya berhasil menemukan contoh pelat cetak yang digunakan untuk produksi uang kertas tersebut yang diperkirakan berasal dari tahun 1023.