Saham emiten kontraktor pertambangan Grup Bakrie PT Darma Henwa Tbk (DEWA) melambung pada perdagangan Rabu (13/11/2024) seiring adanya rumor aksi korporasi.
Saham Darma Henwa (DEWA) Melonjak, Tersengat Potensi Aksi Korporasi dan Rumor Salim. (Foto: Freepik)
IDXChannel – Saham emiten kontraktor pertambangan Grup Bakrie PT Darma Henwa Tbk (DEWA) melambung pada perdagangan Rabu (13/11/2024) seiring adanya rumor aksi korporasi dan masuknya konglomerat Indonesia.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga pukul 10.06 WIB, saham DEWA melesat 18,49 persen ke level Rp141 per saham.
Nilai transaksi tercatat mencapai Rp171,88 miliar dan volume perdagangan 1,22 miliar saham.
Praktis, saham DEWA menguat 4 hari beruntun, dengan kenaikan sepekan mencapai 43,88 persen. Sementara, dalam sebulan saham tersebut melonjak 83,12 persen.
Pengamat pasar modal Michael Yeoh menjelaskan, saat dihubungi IDXChannel.com, Rabu (13/11/2024), kenaikan saham DEWA tersengat potensi aksi korporasi (corporate action) dan masuknya investor strategis, yakni pemilik Grup Salim.
Seiring dengan itu, Michael menambahkan, DEWA memiliki potensi valuasi yang signifikan, diperkirakan di kisaran Rp150 per saham hingga Rp200 per saham.
Menurut Michael, potensi ini didorong oleh rencana konversi utang DEWA dalam bentuk obligasi menjadi ekuitas, melalui skema convertible bonds.
“DEWA ini memiliki utang dalam bonds (obligasi) yang nilainya jauh lebih besar dari market cap DEWA. Pembeli dari bonds ini adalah Pak [Anthoni] Salim, selaku pemilik grup Indofood,” kata Michael.
Dia melanjutkan, “utang DEWA dalam obligasi ini akan dikonversi ke dalam ekuitas sehingga DEWA wajib melakukan corporate action untuk menambah ekuitas, salah satunya dengan right issue.”
Selain itu, Yeoh mencatat adanya prospek positif dari proyek tambang emas BRMS dan potensi keuntungan dari royalti batu bara BUMI.
“Kita tahu, DEWA merupakan subkontraktor dari BUMI dan BRMS,” ujarnya.
Dari sisi teknikal, Yeoh mengungkapkan, saham DEWA telah mencapai rekor tertinggi alias all-time high (ATH) dengan peningkatan volume yang signifikan.
Berdasarkan metode Elliot Wave, DEWA kini berada di gelombang (wave) ketiga dengan potensi puncak gelombang di angka Rp170.
“Penentuan target DEWA hanya bisa menggunakan metode Elliot Wave, yang saya lihat saat ini berada dalam wave ketiga, dengan potensi pucuk wave 3 di angka 170,” kata Yeoh.
Grup Salim sendiri sudah menjadi investor di emiten Grup Bakrie lainnya, seperti BUMI dan BRMS.
Sebelumnya, dalam keterbukaan informasi pada 30 Oktober 2024, DEWA mengumumkan rencana audit atas laporan keuangan konsolidasi untuk periode buku yang berakhir 30 September 2024.
Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 31/POJK.04/2015 mengenai keterbukaan informasi serta Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor Kep-00015/BEI/01-2021 tentang kewajiban penyampaian informasi.
Audit ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan internal perusahaan, terutama terkait dengan kemungkinan adanya rencana aksi korporasi yang sesuai dengan kebutuhan perseroan.
Berdasarkan ketentuan yang berlaku, Darma Henwa berkomitmen untuk menyampaikan hasil audit tersebut paling lambat pada 31 Desember 2024. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.