Saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) menguat pada perdagangan Rabu (13/11/2024), mengantisipasi IPO Adaro Andalan (AAI).
Saham ADRO Melesat saat Investor Antisipasi IPO Adaro Andalan (AADI). (Foto: Freepik)
IDXChannel – Saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) menguat pada perdagangan Rabu (13/11/2024), seiring PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) atau AAI resmi memulai penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.42 WIB, saham ADRO meningkat 3,14 persen ke Rp3.940 per saham.
Nilai transaksi tercatat mencapai Rp354,15 miliar dan volume perdagangan 87 juta saham.
Pada Selasa (12/11), saham ADRO ditutup mendaki 2,14 persen.
Sebelumnya, ADRO mengumumkan pembagian dividen spesial tambahan sebesar USD2,6 miliar yang akan diusulkan pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 18 November 2024.
Sebagaimana disampaikan sebelumnya dalam Keterbukaan Informasi tanggal 16 Oktober 2024, ADRO merencanakan pembagian tambahan dividen tunai final agar para pemegang saham perseroan, atas pilihannya sendiri, dapat berpartisipasi dalam pembelian saham Adaro Andalan Indonesia.
Dividen ini berasal dari sebagian saldo laba per 31 Desember 2023, dengan estimasi dividen tunai sebesar Rp1.349 per saham, setara dengan dividend yield sekitar 30-an persen.
Pembayaran akan menggunakan kas internal Adaro sebesar USD3,2 miliar, namun Adaro mempertimbangkan pendanaan jangka pendek untuk efisiensi arus kas.
ADRO juga mengumumkan rencana IPO untuk AAI, unit bisnis batu bara termal yang selama ini menyumbang 89 persen dari pendapatan dan 105 persen dari laba bersih ADRO.
Adaro akan melepas 7 miliar saham AAI melalui Penawaran Umum Oleh Pemegang Saham (PUPS), yang akan dilakukan bersamaan dengan IPO AAI.
Nantinya, harga penawaran PUPS ditetapkan dengan volume weighted average price, berkisar antara USD2,44 hingga USD2,62 miliar, yang akan mengurangi kepemilikan ADRO di AAI menjadi sekitar 90 persen.
Aksi korporasi ini merupakan upaya ADRO untuk memisahkan fokus bisnisnya, dengan AAI tetap berfokus pada batu bara termal, sementara Adaro sendiri akan memperkuat portofolio di energi hijau dan baru.
Analis menilai langkah ini memungkinkan investor mendapatkan keuntungan ganda, yaitu dividen tunai jumbo dan potensi partisipasi dalam IPO AAI.
Langkah spin-off ini dipandang positif oleh beberapa analis, termasuk Mirae Asset Sekuritas dan Sinarmas Sekuritas, yang menilai valuasi AAI menarik di kisaran 1,3-1,4 kali price-to-earnings ratio (P/E).
Selain itu, aksi ini diharapkan mendukung pencapaian target jangka panjang ADRO, yaitu mendapatkan 50 persen pendapatan dari bisnis non-batu bara termal pada 2030.
AAI akan berfokus pada tambang-tambang batu bara termal seperti PT Adaro Indonesia dan entitas terkait lainnya, sementara Adaro akan memperluas proyek hijau, termasuk proyek pembangkit listrik tenaga air Mentarang di Kalimantan dan rantai pasok panel surya.
Analisis dari Mirae Asset Sekuritas menambahkan, dividen spesial ini dapat meningkatkan minat investor pada saham ADRO dan AAI, terutama dengan prospek pendanaan yang lebih murah bagi proyek hijau di bawah Adaro Green.
Sementara, Sinarmas Sekuritas mencatat, spin-off AAI dari ADRO ini meningkatkan peluang pendanaan kompetitif untuk bisnis hijau dan potensi penilaian ESG yang lebih tinggi.
Investor pun dapat memilih investasi di batu bara termal atau ekosistem hijau sesuai preferensi.
Valuasi AADI
AADI resmi memulai proses IPO di BEI dengan menawarkan 778,68 juta saham atau 10 persen dari total saham perusahaan, dalam rentang harga Rp4.590-Rp5.900 per saham.
Dengan target perolehan dana hingga Rp4,59 triliun, AADI berencana mengalokasikan 40 persen dana untuk investasi di anak usaha PT Maritim Barito Perkasa (MBP), serta sebagian untuk pembayaran utang kepada ADRO dan PT Adaro Indonesia.
Valuasi IPO AADI menarik, dengan PER rendah 1,23-1,59 kali dan PBV 0,77-0,97 kali, lebih murah dibanding ADRO dan perusahaan energi sejenis.
Adaro dikenal memiliki model bisnis terintegrasi dari penambangan hingga logistik yang efisien, dengan cadangan batu bara termal besar dan produk unggulan Envirocoal yang ramah lingkungan.
Prospek batu bara global, terutama di Asia, diprediksi tetap kuat didorong permintaan dari China, India, dan sektor domestik Indonesia hingga 2040. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.