Saat Spekulator Rugi Lebih dari 40 Persen dalam 2 Hari di Saham ADRO

1 month ago 20

Saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (sebelumnya PT Adaro Energy Indonesia Tbk) alias ADRO turun tajam selama dua hari beruntun.

 Freepik)

Saat Spekulator Rugi Lebih dari 40 Persen dalam 2 Hari di Saham ADRO. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (sebelumnya PT Adaro Energy Indonesia Tbk) alias ADRO turun tajam selama dua hari beruntun seiring memasuki ex-date dividen.

Para spekulator yang membeli saat cum date bisa menderita floating loss atau berpotensi menanggung rugi besar.

Data Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan, saham ADRO turun signifikan 24,64 persen, mendekati level auto rejection bawah (ARB) 25 persen, ke Rp2.080 per saham pada Jumat (29/11). Nilai transaksi tercatat sangat besar, yakni mencapai Rp2,23 triliun.

Pada Kamis (28/11), saat ex-date dividen, ADRO ditutup jatuh 24,80 persen, menyentuh batas ARB 25 persen.

Investor—yang bermodalkan spekulasi—yang membeli saham ADRO pada cum date (26 November 2024) dengan harapan mendapatkan dividen instan menghadapi floating loss signifikan hingga 43 persen pada dua hari perdagangan berikutnya.

Penurunan tajam ini mencerminkan dampak langsung dari aksi korporasi, termasuk pembagian dividen spesial yang besar dan ekspektasi pasar terhadap valuasi pasca pemisahan bisnis (spin-off).

Namun, kerugian tersebut dapat berpotensi diimbangi dengan peluang partisipasi dalam Penawaran Umum Oleh Pemegang Saham (PUPS) PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI).

Dengan valuasi awal yang sangat kompetitif, investor yang menebus saham AADI memiliki prospek untuk memanfaatkan kenaikan valuasi jangka menengah hingga panjang, seperti diproyeksikan oleh analis BRI Danareksa Sekuritas.

Meski demikian, keputusan untuk berpartisipasi dalam PUPS memerlukan evaluasi risiko yang cermat, mengingat potensi fluktuasi harga ADRO dan AADI pasca listing.

Pengamat pasar modal Michael Yeoh menjelaskan, fluktuasi harga saham ADRO selama dua hari terakhir tak bisa dianalisis secara teknikal karena aksi korporasi (corporate action) yang besar, seperti pembagian dividen spesial, menyebabkan pergerakan harga di luar pola historis yang wajar.

Secara fundamental, ADRO saat ini melakukan pemisahan (spin-off) unit bisnis batu bara termalnya melalui PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI).

Dalam proses ini, kata Michael, investor ADRO ditawarkan dividen spesial sebesar Rp1.352 per saham, yang memberikan imbal hasil dividen atawa dividend yield sekitar 30 persen.

Penawaran ini berlaku hingga 26 November, mendorong banyak investor ADRO untuk menjual saham mereka setelah tanggal tersebut.

Pada perdagangan pertama setelah pembagian dividen, Kamis (28/11), tercatat terdapat aksi jual besar dengan volume mencapai 14 juta lot atau senilai lebih dari Rp3,5 triliun.

“Namun pada hari ini, perdagangan ADRO terlihat tidak sebesar itu,” kata Michael kepada IDXChannel.com, Jumat (29/11/2024).

Menurut Yeoh, keluarnya saham ADRO dari penurunan hingga batas ARB pada gilirannya akan membuat investor ADRO—yang mendapat jatah AADI—yang melakukan aksi jual di pagi ini berpotensi mendapat keuntungan.

Hal ini, masih mengikuti Yeoh, disebabkan oleh valuasi AADI yang menarik, dengan rasio price-to-earnings (PE) awal di angka 2 kali, sementara target PE diperkirakan berada di kisaran 5–7 kali.

Singkatnya, skema ini dinilai memberikan peluang signifikan bagi pemegang saham ADRO yang menebus saham AADI.

Dividen Besar Bikin Riuh Pasar

ADRO tengah menjadi sorotan pelaku pasar setelah mengumumkan melakukan pemisahan bisnis anak usahanya, yang selama ini menjadi andalan di sektor batu bara, PT Adaro Andalan Indonesia Tbk atau AAI.

Spin-off tersebut dibarengi dengan melantainya AAI, nanti menggunakan ticker saham AADI, di awal Desember mendatang.

Nah, seiring dengan itu, ADRO pun membagikan dividen spesial dengan nilai jumbo untuk para pemegang saham perseroan, yang bisa digunakan untuk menebus porsi saham AADI usai gelaran penawaran saham perdana (IPO).

Diwartakan sebelumnya, sesuai keputusan mata acara pertama dalam RUPSLB, pemegang saham menyepakati usulan dividen dengan total nilai USD2,6 miliar atau setara Rp41,7 triliun (mengacu kurs Jisdor BI Rp15.888 per USD).

Halaman : 1 2

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |