Saham emiten energi milik pengusaha Hapsoro PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) melemah pada Kamis (9/1/2025).
Saham RAJA Dilanda Aksi Ambil Untung saat RATU Melambung. (Foto: Freepik)
IDXChannel – Saham emiten energi milik pengusaha Hapsoro PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) melemah pada Kamis (9/1/2025), terimbas aksi ambil untung (profit taking) usai sempat meningkat saat investor mengantisipasi debut sang anak usaha.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 11.15 WIB, saham RAJA merosot 4,12 persen ke Rp3.260 per saham.
Kemarin, saham RAJA ditutup melemah 2,58 persen usai sempat melonjak ke Rp3.800 per saham di awal perdagangan.
Saham RAJA sebelumnya melonjak 16,33 persen pada Selasa (7/1), sehari sebelum melantainya PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU).
Kemarin, saham RAJA ditutup meningkat 16,33 persen.
Diwartakan sebelumnya, Raharja Energi Cepu resmi mencatatkan sahamnya di BEI dengan kode RATU pada Rabu (8/1).
Pada Kamis (9/1), RATU melonjak 24,74 persen ke Rp1.790 per saham.
Terdapat antrean beli mencapai 6,98 juta lot di harga ARA atau setara dengan Rp1,25 triliun, menandakan tekanan beli yang sangat tinggi di saham RATU.
Di hari pertama di bursa, harga saham RATU ditutup ARA 24,78 persen, naik tajam dari harga penawaran awal yang ditetapkan sebesar Rp1.150 per saham.
Direktur Utama RATU Alexandra Sinta Wahjudewanti mengatakan, perseroan memiliki investasi di Blok Cepu melalui perusahaan asosiasi dan partisipasi di Blok Jabung Jambi melalui anak usahanya. Sejak didirikan, RATU berkomitmen untuk tumbuh dan memberikan nilai tambah bagi mitra serta masyarakat.
“Kami akan selalu mengedepankan prinsip tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate governance demi menciptakan nilai jangka panjang yang berkelanjutan,” kata Alexandra di Gedung BEI Jakarta pada Rabu (8/1/2025).
Seluruh dana hasil IPO, setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan sebanyak Rp157,36 miliar akan dipinjamkan kepada anak perusahaan, PT Raharja Energi Tanjung Jabung, untuk memenuhi kewajiban pembayaran Cash Call dari PetroChina International Jabung Ltd. terkait pengelolaan Blok Jabung.
Jumlah kebutuhan dana untuk Cash Call ini sekitar USD10 juta atau setara dengan Rp159,42 miliar sehingga terdapat kekurangan sekitar Rp 2,05 miliar yang akan ditutup dengan dana dari kas internal perseroan.
Apabila dana tersebut dikembalikan kepada perseroan, dana akan digunakan untuk pengembangan usaha, khususnya studi kelayakan pada blok-blok migas, yaitu wilayah perizinan pemerintah untuk eksplorasi, pengembangan, dan produksi minyak dan gas bumi.
Kemudian sebesar Rp34,96 miliar akan dipinjamkan kepada perusahaan asosiasi yaitu PT Petrogas Jatim Utama Cendana, yang akan digunakan untuk mendukung kegiatan operasional melalui pemenuhan kewajiban pembayaran cash call dari ExxonMobil Cepu Ltd.
Lalu sisa dana akan digunakan untuk modal kerja, termasuk remunerasi karyawan, pengurus, dan pengawas (Direksi dan Dewan Komisaris RATU), serta biaya operasional perseroan.
Selain soal IPO anak usaha, menurut catatan Algo Research pada 18 November 2024, potensi kerja sama antara taipan Prajogo Pangestu dari Barito Group dan Hapsoro di RAJA semakin mencuat, mengikuti pola sinergi serupa di PT Petrosea Tbk (PTRO).
Kabar lainnya, RAJA mencatat laba bersih sebesar USD19,36 juta atau sekitar Rp293 miliar selama periode Januari hingga September 2024 atau hingga kuartal III-2024.
Perolehan laba bersih ini meningkat 2,05 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (YoY), yaitu USD18,97 juta.
Seiring dengan peningkatan laba bersih, RAJA membukukan pendapatan bersih sebesar USD189,66 juta, naik 37,9 persen secara tahunan dari USD137,52 juta pada periode sembilan bulan pertama 2023. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.