Saham emiten tambang milik taipan Prajogo Pangestu PT Petrosea Tbk (PTRO) terus melaju kencang.
Laju Kencang Saham Petrosea (PTRO) usai Stock Split, Simak Analisisnya. (Foto: Feeepik)
IDXChannel – Saham emiten tambang milik taipan Prajogo Pangestu PT Petrosea Tbk (PTRO) terus melaju kencang usai resmi melakukan pemecahan nilai nominal saham (stock split) pada 3 Januari 2025.
Terbaru, pada Kamis (9/1/2025), hingga pukul 10.36 WIB, saham PTRO melonjak 10,65 persen ke Rp3.230 per saham.
Bahkan, saham PTRO sempat meningkat ke Rp3.390 per saham, rekor tertinggi yang telah disesuaikan setelah stock split, pada pukul 10.25 WIB.
Dengan ini, saham PTRO melesat 34,43 persen dalam sebulan belakangan.
Pengamat pasar modal Michael Yeoh memberikan pandangannya terkait pergerakan saham PTRO.
"Ada kabar merger dan akuisisi [M&A] yg akan dilakukan PTRO. Nanti [berita tersebut] akan terbit," ujarnya kepada IDXChannel.com, Kamis (9/1/2025).
Sementara itu, ia menambahkan, jika dibandingkan dengan saham lain yang dimiliki oleh Prajogo Pangestu, seperti BREN, terdapat kemungkinan besar bahwa BREN akan memenuhi syarat untuk masuk ke indeks MSCI.
"Sementara itu, untuk PTRO dengan free float di kisaran 23-24 persen, membuatnya membutuhkan kenaikan harga yang tidak sedikit untuk memenuhi persyaratan MSCI. Saya asumsikan di angka Rp9.000 ke atas," kata Michael.
Dari sisi teknikal, Michael mengakui sulit untuk memprediksi pergerakan PTRO saat ini, terutama karena harga sahamnya telah menembus level tertinggi pasca stock split.
"Jadi, hanya bisa dijustifikasi kenaikan harga melalui Fibonacci extension, di mana resistance berada di area 3.150," ujarnya.
Sebelumnya, pemegang saham Petrosea menyetujui rencana stock split 1:10 yang berlaku efektif mulai perdagangan Jumat (3/1/2025) lalu. Langkah ini diharapkan meningkatkan likuiditas, frekuensi perdagangan, dan menarik minat investor ritel.
“Perseroan berharap bahwa pemecahan nilai nominal saham dapat menjadikan harga saham perseroan lebih terjangkau oleh investor pasar modal, terutama pemegang saham perorangan, sehingga dapat meningkatkan likuiditas dan frekuensi perdagangan saham perseroan,” kata manajemen PTRO pada 7 November 2024.
Kabar lainnya, Direktur Utama PTRO, Michael, membeli 80 ribu saham perseroan di harga Rp25.000 per saham pada 20 Desember 2024, senilai Rp2 miliar. Kepemilikannya kini bertambah menjadi 140 ribu saham atau 0,0139 persen dari total saham beredar.
Komisaris Independen PTRO, Erwin Ciputra, juga membeli 60 ribu saham di harga rata-rata Rp28.233 per saham pada 23 Desember 2024, senilai Rp1,7 miliar. Kini, Erwin menguasai 685.400 saham atau 0,068 persen.
PTRO sebelumnya menandatangani kontrak senilai Rp4,03 triliun dengan PT Bara Prima Mandiri di Kalimantan Tengah untuk pengupasan lapisan penutup dan penggalian batu bara hingga 2032, dengan target produksi 135,46 juta BCM dan 7,35 juta ton batu bara. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.