RI Mau Setop Impor BBM dari Singapura, Ini yang Wajib Disiapkan

11 hours ago 4

Jakarta -

Pemerintah Indonesia berencana menyetop impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Singapura dan mengalihkan mengalihkannya ke negara kawasan Timur Tengah atau Middle East dan Amerika Serikat (AS).

Praktisi Minyak dan Gas Bumi (Migas) Hadi Ismoyo menilai langkah tersebut bukan menjadi persoalan. Hanya saja, ia menekankan harga akhir impor dari AS ataupun negara kawasan Timur Tengah sampai ke pembeli tetap kompetitif, pasokan terjamin, volume mencukupi, dan spesifikasi sesuai kebutuhan. Sejauh ini, ia menilai Singapura telah memenuhi kriteria tersebut.

"Jika impor dari Singapura dihentikan dan diganti dengan impor dari USA, pastikan hal-hal di atas bisa terpenuhi," kata Hadi saat dihubungi detikcom, Minggu (11/5/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terlebih lagi kata Hadi, jika akan mengalihkan impor BBM dari Singapura ke AS dan negara kawasan Timur Tengah, pemerintah harus melakukan perhitungan lebih mendalam. Pasalnya ada perbedaan jarak jika RI mengambil impor dari Singapura dibandingkan AS ataupun negara kawasan Timur Tengah.

"Perlu diingat bahwa jarak dari USA ke Indonesia lebih jauh dibandingkan dari Singapore, tentunya shipping cost akan melonjak. Pastikan dengan komponen tambahan shipping cost tersebut, harga minyak sampai di Jakarta masih kompetitif.

Selain itu, Hadi juga menyoroti terkait dengan perdagangan minyak di negara kawasan Timur Tengah yang cenderung rumit karena dikuasai oleh kerajaan dan kerap bersaing secara internal. Oleh karenanya ia meminta pemerintah untuk benar-benar mendapatkan BBM dari sumber yang tepat.

"Kalau bisa, yang punya akses langsung dengan refinery untuk mendapatkan harga yang kompetitif dan kesinambungan supply. Hindari penumpang gelap yang mungkin akan membuat commercial term menjadi ruwet," katanya.

"Sekali lagi, dari Middle East atau USA tidak masalah, asal mendapatkan commercial term yang kompetitif dan menarik," tambahnya

Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan pertimbangan Indonesia menyetop impor BBM dari Singapura lantaran harga beli BBM dari Singapura dinilai sama dengan harga beli di kawasan Timur Tengah. Hal ini diketahuinya setelah dilakukan evaluasi terhadap pengadaan impor energi.

"Impor BBM kita 54-59% itu berasal dari negara tetangga kita (Singapura). Setelah saya cek kok harganya sama dibandingkan dengan dari negara Middle East. Ya kalau begitu, kita mulai berpikir bahwa mungkin, bukan kata mungkin lagi nih, sudah hampir pasti kita akan mengambil minyak dari negara lain yang bukan dari negara itu," kata Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Jumat (9/5/2025).

Bahlil mengatakan rencana penyetopan impor tersebut akan dilakukan secara bertahap. Di mana rencana penyetopan itu ditargetkan akan terjadi dalam kurun waktu enam bulan ke depan.

"Bertahap ya. Tahap sekarang mungkin bisa sampai 50-60%. Dan mungkin suatu saat akan nol," katanya.

Ia mengatakan, pelaksanaan waktu tersebut dilakukan sejalan dengan menyiapkan infrastruktur bagi kapal-kapal besar yang bakal mengangkut bbm dari kawasan Timur Tengah maupun Amerika Serikat (AS).

"Sekarang kita, Pertamina, lagi membangun dermaga-dermaga yang bisa impor yang besar. Karena kalau dari Singapura kan kapalnya yang kecil-kecil. Itu juga salah satu alasan. Jadi kita membangun yang besar, supaya satu kali tidak ada masalah," katanya.

Bahlil menambahkan, alasan lainnya ialah adanya kondisi geopolitik yang terjadi saat ini, di mana Pemerintah AS menerapkan tarif resiprokal sebesar 32% kepada Indonesia.

Adapun untuk mengatasi tarif tersebut, Bahlil bilang Pemerintah Indonesia tengah melakukan negosiasi dengan Pemerintah AS. Dalam negosiasi tersebut Pemerintah Indonesia menawarkan untuk membeli produk LPG, minyak dan juga BBM ke AS.

"Tidak hanya itu, ini ada masalah geopolitik, geoekonomi. Kita mungkin juga harus membuat keseimbangan bagi yang lain," katanya.

(kil/kil)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |