Perang Dagang AS-China Mereda, Sinyal Positif buat RI?

2 hours ago 1

Jakarta -

Chief Economist Permata Bank Josua Pardede mengatakan meredanya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, dinilai akan memberikan sinyal positif bagi berbagai negara untuk melakukan negosiasi tarif dengan AS, termasuk Indonesia.

Josua optimis negosiasi tarif AS ke Indonesia akan segera mendapatkan titik terang ke depannya. Hal ini lantaran selama ini hubungan Indonesia dengan AS baik-baik saja, tidak seperti hubungan AS dan China yang terus mengalami gejolak dalam beberapa waktu terakhir. Sehingga ke depanya negosiasi tersebut akan lebih mudah bagi Indonesia.

"Ya sebenarnya kalau kita bicara sinyalnya mestinya positif ya, karena kalau kita bicara antara pemerintah AS dengan China saja sudah melunak, mestinya pemerintah AS dengan Indonesia pun juga mestinya bisa lebih melunak lagi ya trade deal-nya bisa lebih mulus lagi ke depannya," katanya dalam acara PIER Q1 2025 Economic Review di Jakarta, Rabu (14/5/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Josua mengatakan kesepakatan negosiasi perang dagang antara AS dan China terjadi lantaran adanya penawaran dari pemerintah China kepada AS. Ia mengatakan penawaran tersebut akan sangat menguntungkan pihak AS, dan begitu juga dari AS ke China.

Langkah ini kata Josua, perlu juga dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam negosiasi. Ia mengatakan negosiasi tarif ini bukan serta-merta hanya mengimbangi neraca perdagangan AS, namun juga adanya investasi dari Indonesia yang masuk ke AS.

"Oleh sebab itu, yang mesti harus diusahakan oleh pemerintah Indonesia bukan hanya semata-mata kebijakan tarif, tapi juga kebijakan non tarif dan juga tadi kebijakan yang berkaitan dengan investasi. Bagaimana upaya agar ada investasi dari Indonesia ke AS gitu ya, sehingga ini yang saya pikir proposal yang memang agak sulit untuk ditolak oleh Presiden Trump," katanya.

Josua menambahkan, langkah yang perlu dilakukan juga terkait dengan berbagai kebijakan yang telah menjadi perhatian dari pemerintah AS, misalnya terkait dengan adanya kelonggaran terhadap Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

"Mungkin harus ditekankan lagi relaksasi TKDN ya,itu saya pikir kan juga menjadi unek-uneknya dari AS. Pemerintah harus juga melihat bagaimana strategi negosiasinya pemerintah China sendiri ya, karena kalau kita bayangkan dari 100% lebih menjadi 30% kan itu juga berarti kan dalam negosiasi itu kan berarti dua belah pihak ini menawarkan dua proposalnya udah oke banget gitu," katanya.

Sebagai informasi, Amerika Serikat (AS) dan China sepakat memangkas tarif impor sementara selama 90 hari. Keputusan ini diambil setelah kedua pihak perwakilan bertemu di Jenewa, Swiss untuk meredakan ketegangan perdagangan yang telah berlangsung dalam beberapa waktu terakhir.

Pertemuan tersebut menyepakati produk-produk asal AS yang masuk ke China dikenakan tarif 10% dari sebelumnya 125%. Sementara barang-barang dari China ke AS dikenakan tarif 30% dari sebelumnya 145%.

"Kami telah mencapai kesepakatan mengenai jeda 90 hari dan secara substansial menurunkan tingkat tarif. Kedua belah pihak akan menurunkan tarif sebesar 115%," kata Menteri Keuangan AS Scott Bessent dikutip dari CNBC, Rabu (14/5/2025).

Simak juga Video 'AS-China Sepakat Turunkan Tarif Impor 10%':

[Gambas:Video 20detik]

Simak juga video: Edisi #527: Mulai Mereda, China-AS Sepakat Pangkas Tarif

(kil/kil)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |