Langkah BNI Dorong Transisi Energi Baru & Terbarukan (EBT) di Indonesia

1 month ago 18

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI terus memperkuat tata kelola perusahaan berdasarkan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG).

 BNI)

Langkah BNI Dorong Transisi Energi Baru & Terbarukan (EBT) di Indonesia. (Foto: BNI)

IDXChannel – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI terus memperkuat tata kelola perusahaan berdasarkan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG).

Salah satu wujud komitmen tersebut dilakukan dengan memberikan pendanaan untuk sektor energi baru dan terbarukan (EBT).

Pemberian pinjaman BNI ke sektor EBT diperoleh dari aksi korporasi bank pelat merah tersebut melalui penerbitan obligasi hijau (green bond).

Mengacu pada laporan pelaksanaan obligasi hijau (Green Bond Report) 2024, total portofolio yang tersalurkan ke sektor EBT mencapai hampir 8 persen dari total penyaluran kredit untuk sektor-sektor hijau.

Penyaluran pinjaman ke sektor EBT bahkan telah berhasil dibiayai kembali (refinanced).

“Alokasi dana Obligasi Hijau untuk kategori Energi Terbarukan diberikan kepada Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH), dan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBG),” demikian penjelasan perseroan dalam laporan obligasi hijau untuk periode Juni 2024.

Proyek-proyek tersebut, mengutip laporan BNI, mampu memberikan kontribusi langsung terhadap penyediaan akses terhadap energi bersih dan terjangkau serta peningkatan proporsi bauran energi terbarukan dan pengurangan emisi GRK.

BNI telah mendanai 6 proyek PLTS yang tersebar di Kepulauan Riau, antara lain Pulau Geranting, Pulau Akar, Pulau Jaga, Pulau Nuja, Pulau Panjang dan Pulau Sebung.

Keenam PLTS tersebut secara total memiliki kapasitas 0,78 MW dan mampu menghasilkan dan mendistribusikan Listrik secara langsung ke masyarakat.

Dengan pembiayaan tersebut, BNI telah berkontribusi dalam menyediakan akses ke energi bersih serta terjangkau untuk total 600 rumah tangga.

Selain proyek PLTS, BNI juga menyalurkan pembiayaan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) yang memanfaatkan potensi energi dari daerah aliran sungai Cikaengan, Desa Pandeuy, Kecamatan Pandeuy, Kabupaten Garut.

PLTMH Cikaengan memiliki kapasitas 3 x 1,7 MW (5,1 MW) dan mampu melistriki rumah tangga serta meningkatkan persentase bauran energi baru terbarukan (EBT) di wilayah tersebut.

Hasilnya, ada dua kecamatan, yaitu Kecamatan Karangnunggal dan Kecamatan Singaparna berhasil memperoleh akses ke EBT.

Terakhir untuk proyek PLTBG, BNI total ada 7 pembangkit yang sudah difasilitasi pinjaman yang tersebar di Provinsi Lampung sebanyak 4 unit pembangkit Listrik, di Provinsi Kalimantan Tengah sebanyak 2 unit dan satu sisanya berlokasi di Provinsi Sumatra Utara.

Total kapasitas energi yang dihasilkan dari ketujuh unit PLTBG yang dibiayai kredit dari BNI mencapai 9 MW. Untuk diketahui, PLTBG yang dibiayai tersebut memanfaatkan limbah kelapa sawit dari perkebunan bersertifikat RSPO/ISPO dan limbah singkong dari pengolahan tepung tapioka.

“Saat ini sektor EBT (renewables) memang menjadi salah satu sektor yang banyak diincar tidak hanya oleh investor tetapi juga institusi keuangan seperti bank untuk penyaluran kredit,” kata Head of Research MNC Sekuritas Victoria Venny.

Apalagi, ujar Venny, Indonesia memiliki potensi EBT yang sangat besar hingga 3.692 GW.

“Masuknya BNI ke sektor EBT tidak hanya bentuk komitmen bank dalam memperkuat ESG tetapi juga sejalan dengan potensi yang dimiliki Indonesia,” tuturnya.

Venny juga menjelaskan, peluang pembiayaan di sektor EBT di Indonesia masih besar karena opsi yang beragam mulai dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA), tenaga surya, gas bumi dan pembangkit listrik yang berasal dari sumber daya hayati (SDH) seperti biogas.

Menurut catatan Venny, saat ini BNI lewat green bond sudah memiliki eksposur ke EBT di PLTS, PLTMH dan PLTBG. Di luar itu, portofolio green loan BNI juga capai Rp70,9 triliun per September 2024 naik 17 persen yoy. Sektor renewables menyumbang 14 persen atau setara dengan Rp10,2 triliun.

“Peluang pertumbuhan pembiayaan di sektor EBT masih tinggi terutama jika melihat potensi di Indonesia. Harapannya portofolio kredit EBT BNI dapat tumbuh sehingga antara komitmen ESG dan peluang bisnis dapat semakin selaras dan menjadi katalis positif untuk kinerja ke depan,” kata Venny. (Aldo Fernando)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |