Jakarta -
Kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) turut berkontribusi dalam menarik investasi ke dalam negeri. Pusat hilirisasi nikel di Sulawesi Tengah itu sukses menarik investasi miliaran dolar hingga membuka puluhan ribu lapangan pekerjaan.
Direktur Komunikasi PT IMIP Emilia Bassar mengatakan, IMIP berhasil menjadi magnet investasi bagi pengusaha asing dari China, Australia, India, Jepang hingga Korea Selatan. Saat ini tercatat ada 51 tenant yang sudah melakukan proses produksi.
"Nah, sekarang ini sudah ada sekitar 51 tenant yang sudah masuk proses produksi, dan kami ini klasternya ada 3, yaitu stainless steel, carbon steel, dan bahan baku baterai kendaraan listrik atau EV," katanya dalam Indonesia Investment Talk Series di Jakarta, Senin (19/5/2025). Indonesia Investment Talk Series diselenggarakan oleh detikcom dan disponsori oleh PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Emilia menjelaskan, pada periode 2015-2024 investasi yang masuk ke kawasan IMIP mencapai US$ 34,3 miliar atau sekitar Rp 562,52 triliun (kurs Rp 16.400). IMIP juga menyumbang devisa ekspor sebesar US$ 15,4 miliar atau Rp 252,56 triliun.
"Untuk nilai investasi 2015 sampai 2024 itu sebesar US$ 34,3 miliar,kemudian juga devisa ekspornya sekitar US$ 15,4 miliar," jelasnya.
Tak hanya itu, sebanyak 85 ribu orang mencari nafkah di kawasan IMIP, yang mayoritasnya merupakan putra daerah. Angka itu belum termasuk para kontraktor, outsourcing, dan tenaga kerja asing (TKA).
"Kemudian tentu saja untuk masyarakat sekitar penyerapan tenaga kerja juga besar. Kami sekarang ini punya 85 ribu pekerja Indonesia, kebanyakan berasal dari daerah Sulawesi dan sekitar 30% itu dari Kabupaten Morowali," imbuh Emilia.
Pada kesempatan itu, Emilia menyebut pihaknya menyiapkan tiga strategi untuk menarik investasi lebih banyak masuk ke kawasan mereka. Yang pertama adalah memastikan kepastian hukum yang berkaitan dengan regulasi, perizinan, dukungan fiskal, hingga kemudahan berusaha.
Kedua adalah efisiensi dengan memberikan berbagai fasilitas pendukung bagi para tenant di sana. Beberapa contoh yang dilakukan PT IMIP adalah membangun pelabuhan hingga bandara, penyediaan fasilitas kesehatan, termasuk pembangunan rumah sakit untuk menangani kecelakaan fatal.
"Dan yang ketiga adalah tentu keberlanjutan. Tadi ada kepastian, kemudian ada efisiensi, dan yang ketiga adalah keberlanjutan. Keberlanjutan ini tentu saja kami terus melakukan upaya-upaya inisiatif keberlanjutan, termasuk peningkatan kapasitas dan pengembangan SDM lokal," tutupnya.
(acd/acd)