Jakarta -
Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Dedi Latip mengungkapkan bahwa investor merasa ketakutan untuk berinvestasi di Indonesia karena adanya gangguan-gangguan dari premanisme.
Hal ini ia dapati setelah bertemu dengan sejumlah investor yang berencana untuk melakukan investasi fi Indonesia.
"Investor sendiri pak, kami merasakan sendiri kalau bertemu dengan mereka. Mereka diganggu preman-preman saja sudah takut mereka," katanya dalam acara detikcom Regional Summit 2025, Kawasan REBANA, Senin (19/5/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Dedi mengatakan tantangan lainnya bagi investasi di Indonesia ialah terkait dengan permasalahan perizinan masalah perizinan yang dinilai investor terlalu berbelit.
Dedi mengatakan saat ini pemerintah tengah fokus melakukan pembenahan terhadap berbagai aturan yang ada. Hal ini guna meningkatkan investasi di Indonesia. Namun tantangan yang ada kata Dedi perlu adanya kerja sama juga dari pemerintah daerah untuk kembali menarik investor.
"Mari ini kita bersama-sama bagaimana membantu investor, dan memfasilitasi investor, dan menjaga investor itu, dalam upaya mereka bisa berinvestasi, mereka yakin dan pasti terhadap yang kita miliki. Terkait dengan perizinan, terkait dengan ketentuan dan syarat, dan semua yang kita lakukan bagaimana investasi itu masuk," katanya.
Dedi menambahkan, jika tantangan yang ada saat ini bisa diselesaikan dengan baik, maka akan banyak investasi yang masuk ke Indonesia. Dengan begitu, investasi ini akan memberikan manfaat bagi perekonomian Indonesia.
"Mudah-mudahan dari mereka investasi, akan ada multiplier efek yang baik bagi Indonesia," katanya.
detikcom Regional Summit didukung oleh PT Pertamina (Persero), Patimban Industrial Estate a Barito Pacific Company, dan PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Barat.
Simak juga Video: Kapolda Jabar: Tak Ada Tempat untuk Premanisme di Jabar!
(kil/kil)