Investasi Rp 562 T Masuk ke Kawasan IMIP, Apa Dampaknya ke Warga Lokal?

7 hours ago 1

Jakarta -

Kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) menjadi magnet investasi di Indonesia, khususnya untuk proyek hilirisasi nikel terintegrasi. Tak hanya menarik investasi miliaran dolar Amerika Serikat (AS), kawasan IMIP juga memberikan dampak langsung ke masyarakat lokal.

Direktur Komunikasi PT IMIP Emilia Bassar mengatakan, kontribusi yang paling nyata adalah terbukanya kesempatan kerja. Saat ini lebih dari 85 ribu tenaga kerja Indonesia terserap di IMIP yang mayoritasnya berasal dari Sulawesi.

Sebagai informasi, pada periode 2015-2024 investasi yang masuk ke kawasan IMIP mencapai US$ 34,3 miliar atau sekitar Rp 562,52 triliun (kurs Rp 16.400). IMIP juga menyumbang devisa ekspor sebesar US$ 15,4 miliar atau Rp 252,56 triliun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dampak yang paling nyata adalah terbukanya kesempatan kerja. Saat ini, lebih dari 85 ribu tenaga kerja Indonesia terserap di IMIP, mayoritas berasal dari Sulawesi," kata Emilia dalam Indonesia Investment Talk Series di Jakarta, Senin (19/5/2025). Indonesia Investment Talk Series diselenggarakan oleh detikcom dan disponsori oleh PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).

Emilia menambahkan, pertumbuhan ekonomi lokal meningkat pesat, terlihat dari jumlah UMKM yang bertambah seiring bertambahnya jumlah penduduk. Saat ini tercatat ada 12 desa yang masuk dalam wilayah sekitar kawasan IMIP.

"Di Bahodopi, misalnya, hasil survei internal kami tahun 2025 menunjukkan ada sekitar 7.643 UMKM, meningkat secara konsisten dari 4.697 (2021), lalu 5.034 (2022), 6.617 (2023), dan 7.318 (2024)" tuturnya.

Jenis usahanya beraneka ragam dari mulai kios, stand minuman, stand makanan, warung makan, konter, agen perbankan, bengkel, toko pakaian, APD, sepatu, dan kios menengah.

Dampak lainnya adalah meningkatnya pendapatan masyarakat, serta akses yang lebih luas terhadap pendidikan dan pelatihan. PT IMIP juga membangun berbagai infrastruktur sosial seperti sekolah, klinik, dan fasilitas umum lainnya melalui program CSR.

Pada kesempatan itu, Emilia turut menjawab isu keberlanjutan dan kesejahteraan pekerja di tengah ekspansi besar-besaran industri nikel. Ia menegaskan komitmen keberlanjutan di IMIP bukan slogan semata tapi ditunjukkan oleh aksi nyata.

"Salah satu inovasi keberlanjutan yang bisa kami sampaikan adalah penggunaan Cogeneration Power Plant. Jadi, pabrik asam sulfat yang terintegrasi dengan HPAL ini tidak hanya menghasilkan bahan baku, tapi juga menghasilkan uap panas dari proses produksi, yang kemudian diubah menjadi listrik. Uap ini bisa mencukupi sekitar 70% kebutuhan listrik pabrik secara mandiri," bebernya.

Teknologi yang kurang lebih serupa digunakan dalam produksi carbon steel yang mengubah uap menjadi listrik untuk kebutuhan operasional, demi mengurangi penggunaan PLTU. Beberapa tenant di IMIP juga sedang konstruksi panel surya di atap pabrik mereka sekitar 130 megawatt.

"Salah satu tenant juga berencana membangun 200 megawatt panel surya untuk pabriknya. Di luar itu, sebanyak 130 truk pengangkut (dump truck) dan 105 wheel loader listrik juga sudah dipakai oleh para tenant," tuturnya.

Sementara itu di sisi kesejahteraan pekerja, Emilia menyebut pihaknya memberlakukan standar remunerasi yang layak dan sudah melebihi di atas upah minimum Kabupaten Morowali. PT IMIP juga menyediakan fasilitas kesehatan, pelatihan, beasiswa dalam dan luar negeri, serta jalur pengembangan karier.

"Edukasi soal K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) juga terus kami lakukan. Saat ini, 31 dari 50-an tenant sudah mengikuti audit SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja). Ini merupakan bagian dari upaya kami untuk terus memperbaiki sistem keselamatan kerja," imbuhnya.

"Untuk masyarakat sekitar, kami punya berbagai program sosial, mulai dari pemeriksaan kesehatan gratis, donor darah, pembangunan klinik, pencegahan stunting, pengelolaan sampah, perbaikan jalan, sampai penyediaan sekolah dan beasiswa pendidikan," tutup Emilia.

(acd/acd)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |