Investor ADRO perlu mempertimbangkan langkah strategis yang paling menguntungkan untuk menghadapi dampak dari aksi korporasi ini.
Intip Opsi Strategis bagi Investor ADRO Jelang IPO AADI. (Foto: Adaro)
IDXChannel – Kabar penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) atau AAI seiring proses pemisahan (spin-off) dari PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) menyita perhatian investor.
Di tengah antusiasme pasar terhadap IPO AADI, investor ADRO perlu mempertimbangkan langkah strategis yang paling menguntungkan untuk menghadapi dampak dari aksi korporasi ini.
Mendekati Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) ADRO pada 18 November 2024, Investment Analyst Stockbit Sekuritas Hendriko Gani menawarkan analisis tentang dua opsi bagi investor ADRO terkait aksi korporasi spin-off AADI.
Investor menghadapi dua pilihan strategis: berpartisipasi dalam Penawaran Umum Oleh Pemegang Saham (PUPS) AADI atau memilih untuk tidak berpartisipasi.
Opsi Berpartisipasi dalam PUPS AADI
Stockbit Sekuritas melihat peluang bagi investor yang memilih opsi ini.
Berdasarkan proyeksi, investor ADRO yang menggunakan dividen untuk mengikuti PUPS AADI dinilai lebih diuntungkan karena harga saham ADRO diperkirakan turun pasca-spin-off dan pembagian dividen.
Investor yang membeli saham AADI dapat memanfaatkan valuasi AADI yang akan mengalami re-rating ke atas, yakni pada kisaran 5x (kali) Price-to-Earnings (PE). Level 5x AADI ini lebih rendah dari rata-rata lima tahun ADRO yang mencapai 6,9x PE dan lebih konservatif dibanding emiten batu bara seperti PTBA (7,7x PE) dan ITMG (6,87x PE).
Dalam tiga skenario—base, bull, dan bear—manfaat mengikuti PUPS AADI diprediksi lebih besar, bahkan di skenario terburuk (bear case) dengan valuasi ADRO pada 3,8x PE, investor hanya diperkirakan mengalami kerugian 5,7 persen, lebih kecil dibanding opsi tidak berpartisipasi di PUPS yang bisa mencapai minus 14,9 persen.
Mengutip penjelasan Hendriko, dalam analisis base-case scenario, proyeksi valuasi AADI berada pada 5x PE, sementara ADRO diperkirakan memiliki PE sebesar 6,6x.
Pada bull-case scenario, valuasi AADI tetap di 5x PE, tetapi PE ADRO diperkirakan naik menjadi 8,9x.
Sebaliknya, dalam bear-case scenario, AADI tetap pada 5x PE, sementara PE ADRO dapat turun menjadi 3,8x.
Selain itu, sentimen positif terhadap proyek smelter aluminium dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang diharapkan mulai beroperasi pada 2025 dan 2030 dapat mendorong valuasi ADRO di masa mendatang.
Opsi Tidak Berpartisipasi dalam PUPS AADI
Investor yang tidak mengikuti PUPS dan hanya menerima dividen berpotensi mendapatkan tingkat keuntungan (return) yang lebih rendah atau bahkan menghadapi potensi kerugian lebih besar.
Dalam skenario ini, mereka tidak akan mendapatkan potensi kenaikan dari saham AADI dan berpotensi menderita koreksi harga ADRO, serta terancam kehilangan bisnis batu bara termal ADRO yang divaluasi pada 2,7x PE—di bawah rata-rata lima tahun ADRO dan peers (perusahaan sejenis).
Tanpa hak penebusan yang dapat dijual, opsi ini dinilai kurang menguntungkan dalam menghadapi dinamika pasca-spin-off.
Asal tahu saja, rasio pemesanan AADI dalam PUPS sebesar 100:23. Artinya, setiap kepemilikan 100 saham ADRO bakal mendapatkan hak untuk memesan 23 saham AADI pada PUPS.
Dividen Spesial
Sebelumnya, ADRO mengumumkan pembagian dividen spesial tambahan sebesar USD2,6 miliar yang akan diusulkan pada RUPSLB pada 18 November 2024.
Sebagaimana disampaikan sebelumnya dalam Keterbukaan Informasi tanggal 16 Oktober 2024, ADRO merencanakan pembagian tambahan dividen tunai final agar para pemegang saham perseroan, atas pilihannya sendiri, dapat berpartisipasi dalam pembelian saham Adaro Andalan Indonesia.
Dividen ini berasal dari sebagian saldo laba per 31 Desember 2023, dengan estimasi dividen tunai sebesar Rp1.349 per saham, setara dengan dividend yield sekitar 30-an persen.
Pembayaran akan menggunakan kas internal Adaro sebesar USD3,2 miliar, namun Adaro mempertimbangkan pendanaan jangka pendek untuk efisiensi arus kas.