IHSG Terkoreksi usai Reli 8 Hari Beruntun, Cermati Arah Selanjutnya

3 days ago 14

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada Kamis (8/5/2025) setelah membukukan reli kenaikan 8 hari tanpa henti.

 MNC Media)

IHSG Terkoreksi usai Reli 8 Hari Beruntun, Cermati Arah Selanjutnya. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada Kamis (8/5/2025) setelah membukukan reli kenaikan 8 hari tanpa henti.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 11.36 WIB, IHSG turun 0,41 persen menjadi 6.898. Sebanyak 406 saham turun, 216 saham naik, dan 338 sisanya stagnan.

Nilai transaksi tercatat mencapai Rp8,38 triliun dan volume perdagangan 23,17 miliar saham.

Pengamat pasar modal Michael Yeoh menjelaskan, kenaikan IHSG baru-baru ini dipicu oleh peralihan dana dari investor Asia yang sebelumnya menanamkan modal di bursa Amerika Serikat (AS).

“Banyak investor Asia mengalihkan dananya kembali ke Asia karena pasar modal AS dinilai berisiko secara politik dan ekonomi,” kata Michael, Kamis (8/5/2025).

Ia mencatat, bursa saham AS saat ini menguasai sekitar 65 persen dana moneter global di pasar modal. “Dan nilai ini besar,” ujarnya.

Michael menambahkan, investor perlu mencermati stabilitas rupiah dengan memperhatikan beberapa indikator seperti indeks dolar AS (DXY) serta imbal hasil obligasi pemerintah yang kini berada di angka 6,9 persen.

“Tahun ini juga menjadi momen pembuktian bagi pemerintahan baru untuk memberikan angka-angka [ekonomi] yang lebih baik, terutama data inflasi dan permintaan domestik,” ujarnya.

Secara teknikal, menurut Michael, IHSG saat ini berada di area resistance yang cukup kuat pada kisaran 6.900–7.000.

“Angka 7.000 merupakan resistance psikologis yang akan menjadi halangan besar bagi IHSG. Area support kuat IHSG berada di 6.707 di Mei. Dengan mampu mempertahankan penutupan IHSG di atas 6.707 memberikan indikasi potensi untuk angka 7.000 berhasil ditembus (break),” tutur Michael.

The Fed dan Tarif

Melansir MT Newswires, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25 persen hingga 4,50 persen untuk pertemuan ketiga berturut-turut. Sebelumnya, Federal Reserve (The Fed) AS telah memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin pada September, diikuti 25 basis poin pada November dan Desember.

"Ketidakpastian mengenai prospek ekonomi meningkat lebih jauh," demikian pernyataan FOMC.

"Komite memperhatikan risiko di kedua sisi mandat gandanya dan menilai bahwa risiko pengangguran dan inflasi yang lebih tinggi telah meningkat."

The Fed menyuarakan sikap hati-hati di tengah ketidakpastian akibat tarif dagang.

Ketua The Fed Jerome Powell menegaskan bahwa bank sentral belum mempertimbangkan pemangkasan suku bunga secara pre-emptive untuk merespons potensi dampak ekonomi dari tarif yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump.

Presiden AS Donald Trump secara berulang menyerukan pemangkasan suku bunga oleh The Fed.

"Kemungkinan respons yang tepat dari The Fed terhadap peningkatan risiko ini adalah bersikap reaktif, bukan pre-emptive," ujar Kepala Ekonom AS dari Oxford Economics Ryan Sweet dalam pernyataan tertulis kepada MT Newswires.

"The Fed tidak mungkin memangkas suku bunga lebih awal dari proyeksi kami pada Desember, kecuali ada tanda-tanda jelas bahwa pasar tenaga kerja memburuk."

Bulan lalu, Trump mengumumkan jeda tarif selama 90 hari terhadap negara-negara yang tidak membalas kebijakan tarif AS. Washington dan China masih menemui jalan buntu dalam pembicaraan tarif, meskipun pertemuan antara pejabat kedua negara dijadwalkan berlangsung di Swiss akhir pekan ini. (Aldo Fernando)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |