Harga Minyak Turun Imbas Kekhawatiran atas Permintaan dari China

1 month ago 15

Harga minyak mentah ditutup melemah pada Senin (16/12/2024) setelah mencapai level tertinggi tiga pekan sebelumnya.

 Freepik)

Harga Minyak Turun Imbas Kekhawatiran atas Permintaan dari China. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak mentah ditutup melemah pada Senin (16/12/2024) setelah mencapai level tertinggi tiga pekan sebelumnya. Data ekonomi yang lemah dari China memperlihatkan prospek suram bagi ekonomi importir minyak terbesar dunia tersebut.

Data pasar menunjukkan, kontrak berjangka (futures) minyak Brent merosot 0,78 persen ke USD73,91 per barel, sedangkan WTI melemah 0,81 persen ke posisi USD70,71 per barel.

Melansir dari MT Newswires, Senin (17/12), data yang dirilis pada Senin menunjukkan penjualan ritel China untuk November naik hanya 3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, turun dari 4,8 persen pada Oktober. Harga rumah juga mengalami penurunan, menandakan lemahnya permintaan domestik.

Ekonomi terbesar di Asia ini dulunya menjadi pendorong utama pertumbuhan permintaan minyak.

Namun, ekonomi yang lesu serta ancaman Donald Trump untuk memberlakukan tarif berat pada ekspor China ke Amerika Serikat (AS) telah mengurangi harapan peningkatan permintaan minyak.

Dalam laporan Short-Term Energy Outlook pekan lalu, Administrasi Informasi Energi (EIA) memproyeksikan permintaan minyak China pada 2025 tetap di level 16,7 juta barel per hari, tidak berubah dari tahun ini.

"Perhatian pasar minyak tidak bisa lama berpaling dari China, dan data pagi ini, paling baik, hanya memberikan gambaran campuran," ujar PVM Oil Associates.

Mereka mencatat, meski Indeks Harga Rumah turun lebih kecil dibandingkan Oktober dan Produksi Industri sedikit lebih baik dari perkiraan, penjualan ritel yang hanya tumbuh 3 persen tidak hanya di bawah ekspektasi 4,6 persen tetapi juga jauh lebih buruk dibandingkan Oktober.

"Stimulus yang digulirkan tampaknya belum menarik minat konsumen, dan tanpa perubahan besar dalam perilaku belanja pribadi, prospek ekonomi China akan tetap terhambat," tambah PVM.

Lebih lanjut, futures minyak mentah kehilangan sebagian kenaikan pekan lalu akibat kekhawatiran terhadap kekuatan ekonomi China. Pasar kini menantikan keputusan suku bunga Federal Reserve (The Fed) AS pertengahan pekan ini.

"Minyak mentah masih bertahan dalam kisaran sempit sejak pertengahan Oktober, terjepit antara pemotongan pasokan OPEC+ dan lemahnya ekonomi China," kata analis StoneX Alex Hodes.

Hodes juga menambahkan bahwa pasar akan mencermati bagaimana kebijakan Presiden AS Donald Trump memengaruhi harga minyak.

"Kebijakan tarif yang ketat dan sanksi terhadap Iran akan menjadi faktor utama yang dapat memicu volatilitas di awal masa jabatannya," ujarnya. (Aldo Fernando)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |