PT Bumi Suksesindo (BSI) tengah melakukan feasibility study atau studi kelayakan terkait penambangan bawah tanah atau Proyek Tembaga Tujuh Bukit.
Bumi Suksesindo Lakukan Feasibility Study Tambang Emas Bawah Tanah, Intip Potensinya Jika Beroperasi. Foto: Dok. MDKA
IDXChannel - PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) melalui anak usahanya PT Bumi Suksesindo (BSI) tengah melakukan feasibility study atau studi kelayakan terkait penambangan bawah tanah atau Proyek Tembaga Tujuh Bukit.
Penambangan bawah tanah diharapkan dapat menunjang kontinuitas produksi usai open pit mining (penambangan terbuka) di kawasan Tambang Emas Tujuh Bukit habis masa usianya.
"Tambang bawah tanah kita sekarang masih dalam bentuk study, dan itu salah satu tembaga dunia, Porfiri. Jadi kalau orang bilang Indonesia puya di Papua, punya di Sumbawa, sebentar lagi punya di Pulau Jawa," ujar General Manager Operation (GMO) BSI, Rully Franza, saat ditemui di Tambang Emas Tujuh Bukit, Banyuwangi, Jumat (25/10/2024).
Rully menegaskan dalam melakukan studi kelayakan pihaknya sangat berhati-hati. Sebab, penambangan bawah tanah berbeda dengan open pit mining.
"Penambangan bawah tanah ini kita harus lebih banyak assessment-nya dibandingkan penambangan terbuka. Kalau denger kan tuh di China, Chili, runtuh. Nah kita nggak mau kayak gitu. Keselamatan harus lebih diutamakan," tuturnya.
Tambang Emas Tujuh Bukit diperkirakan akan beroperasi hingga 2029 dan direncanakan dilanjutkan dengan Proyek Tembaga Tujuh Bukit.
Proyek bawah tanah tersebut disebut memiliki salah satu cadangan tembaga terbesar di dunia yang belum dieksploitasi. Pada hasil pra-uji kelayakan ditemukan manfaat ekonomi yang tinggi untuk mengembangkan tambang bawah tanah ini.
Pada puncak produksinya, Proyek Tembaga Tujuh Bukit akan memproses 24 juta ton bijih per tahun untuk menghasilkan lebih dari 110 ribu ton tembaga dan 350 ribu ounces emas per tahun selama lebih dari 30 tahun.
Per Maret 2024, Mineral Resources Estimate (RME) terbaru dari proyek ini melaporkan peningkatan jumlah sumber daya mineral terindikasi.
Total kandungan sumber daya mineral proyek ini meningkat dari 1.706 menjadi 1.738 juta ton, dengan peningkatan pada sumber daya mineral terindikasi dari 442 juta ton menjadi 755 juta ton.