AHY Ungkap Alasan SBY Irit Bicara ke Publik Soal Kondisi Indonesia

2 days ago 7

Jakarta -

Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute (TYI) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) buka suara terkait irit bicaranya Presiden RI ke-6 sekaligus Chairman TYI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tentang kondisi Indonesia saat ini di media sosial maupun di media massa. Menurutnya, hal itu dilakukan lantaran SBY menghormati Prabowo Subianto yang kini tengah mengemban tugas sebagai Presiden Indonesia.

"Yang dimaksud SBY lebih hemat berbicara apalagi menyampaikan statement secara publik. Kenapa? Karena dia sangat menghormati Bapak Presiden Prabowo Subianto," kata AHY usai acara Panel Discussion yang diselenggarakan oleh The Yudhoyono Institute di Jakarta, Minggu (13/4/2025).

AHY mengatakan, SBY mengetahui persis bagaimana rasanya mengemban tugas menjadi Presiden Indonesia. AHY bilang tugas tersebut tidak mudah, karena Indonesia memiliki luasan wilayah yang besar. Terlebih lagi adanya tantangan global yang saat ini terjadi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Beliau tau persis bahwa tidak mudah memimpin negeri sebesar Indonesia di tengah-tengah badai dan tantangan global yang juga menuntut kebijaksanaan, termasuk juga langkah-langkah kepemimpinan yang strategis dan juga berdampak positif langsung kepada masyarakat kita," katanya.

AHY juga mengatakan irit bicaranya SBY tersebut tak lain tidak ingin pendapatnya disalahartikan. Sehingga AHY bilang, selama ini SBY lebih sering memberikan masukan-masukan langsung kepada pemerintah.

"Saya tahu persis beliau reguler cukup sering memberikan masukan-masukan kepada Bapak Presiden Prabowo Subianto. Tentunya ini sebagai bentuk komitmen secara moral yang disampaikan di awal, karena beliau ingin bukan hanya berjuang pada saat pemilu, tetapi juga ingin bersama-sama memberikan support lahir batin agar Bapak Presiden Prabowo Subianto sukses, pemerintah ini juga sukses, karena kalau pemerintah sukses, maka rakyat yang akan mendapatkan manfaat lainnya," katanya.

Untuk diketahui, dalam acara Panel Discussion yang diselenggarakan oleh The Yudhoyono Institute hari ini, SBY mengakui sangat berhati-hati untuk mengeluarkan pendapatnya di publik terkait dengan kegaduhan yang terjadi akibat Presiden Amerika Serikat (AS) menerapkan tarif timbal balik (Reciprocal Tarif) kepada sejumlah negara, termasuk ke Indonesia sebesar 32%.

Ia mengatakan, ketika ada kegaduhan tersebut, ia lebih memilih untuk menuliskan kegelisahan tersebut dalam catatan pribadinya. Dibandingkan berpendapat di media sosial ataupun media massa.

"Di tengah malam, saya memanggil staf saya, coba saya ingin menulis sesuatu. Tapi tidak akan publish, tidak akan saya lepas dalam bentuk tweet. Karena saya tahu sebagai seorang Yang pernah memimpin negeri ini saya harus hemat berbicara dan berhati-hati dalam berbicara. Bagi saya itu etika," katanya.

(rrd/rrd)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |