Jakarta -
Produsen pesawat asal Amerika Serikat (AS) Boeing mengungkap sejumlah keunggulan jet tempur F-15EX. Pihak Boeing sendiri tengah berupaya mendorong percepatan untuk pembelian 24 jet tempur tersebut kepada pihak Indonesia.
Executive Director, F-15 Business Development, Boeing Defense, Space & Security, Robert Novotny, mengatakan ada banyak pilihan produsen pesawat di dunia saat ini. Namun demikian, menurutnya F-15 memiliki catatan pertempuran terbaik dibandingkan dengan semua pesawat lainnya.
"Pesawat ini tidak memerlukan pengembangan tambahan untuk siap digunakan. Begitu mendarat di Jakarta, F-15EX siap beroperasi. Ini adalah aset jangka panjang yang bisa digunakan hingga 20 ribu jam terbang atau sekitar 30 tahun," ujar Novotny dalam media gathering di kantor Boeing Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (15/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain kemampuan tempur canggih, F-15EX dirancang dengan biaya operasional yang lebih rendah, yakni sekitar US$ 29 ribu atau sekitar Rp 486,8 juta per jam, termasuk perawatan. Hal ini membuat pesawat lebih efisien dan dapat digunakan secara aktif oleh operatornya.
Novotny juga bilang, Boeing tengah menyelesaikan 24 pesawat tempur F-15EX pesanan pemerintahan Indonesia. Saat ini, prosesnya tengah dalam tahap finalisasi.
Di samping itu, kapasitas muatan F-15EX telah ditingkatkan menjadi 23 stasiun senjata. Peningkatan kapasitas muatan memungkinkan F-15EX untuk menyerang beberapa target secara bersamaan dan melakukan berbagai misi per serangan mendadak, termasuk superioritas udara, interdiksi, dan dukungan udara jarak dekat.
Selain itu, jika dibandingkan dengan pesawat tempur lain, F-15EX dapat membawa sekitar 5x berat amunisi udara-ke-darat, 6x jumlah rudal udara ke udara, 2 kali jumlah amunisi meriam, terbang 2 kali jumlah waktu, 1,5 kali kecepatan, dan beroperasi dengan sekitar setengah biaya pesawat tempur umumnya.
Sementara itu, President Boeing Southeast Asia, Penny Burtt, menambahkan, kerja sama ini tidak hanya mencakup pengadaan, namun juga peluang investasi dan pengembangan ekosistem sektor industri pertahanan dan aviasi nasional. Ia juga menawarkan 85% bahan produksi dari produk lokal RI alias Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) 85%.
"Jika Indonesia memilih F-15EX, Boeing akan memenuhi 85% kebutuhan melalui produksi dan dukungan lokal. Kami memiliki tim yang kuat dan berdedikasi yang telah beberapa kali datang ke Indonesia dalam setahun terakhir untuk menjajaki peluang kemitraan dan investasi," ujar Burtt.
Selain itu, Boeing juga mendorong keterlibatan perusahaan dalam negeri untuk menjadi bagian dari ekosistem F-15EX di Indonesia. Boeing juga melihat potensi yang signifikan untuk kolaborasi dalam rantai pasokan, MRO, hingga pelatihan. Sektor ini dapat mendorong transfer keterampilan, penciptaan lapangan kerja, dan mendukung ekosistem kedirgantaraan lokal yang kompetitif.
(acd/acd)