Sejumlah saham emiten emas menguat pada perdagangan Kamis (17/4/2025), seiring harga logam mulai acuannya kembali mencetak rekor tertinggi.
Simak Gerak Saham ANTM-MDKA Cs Saat Harga Emas Sentuh Rekor USD3.300. (Foto: Freepik)
IDXChannel – Sejumlah saham emiten emas menguat pada perdagangan Kamis (17/4/2025), seiring harga logam mulai acuannya kembali mencetak rekor tertinggi.
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat hingga pukul 09.23 WIB, saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) naik 1,30 persen, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) menguat 1,08 persen, PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) bertambah 1,25 persen, dan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) meningkat 1,23 persen.
Saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) juga menghijau 2,83 persen, sementara PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) melonjak 3,23 persen. Di sisi lain, saham PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) justru terkoreksi 0,83 persen.
Harga emas memperpanjang reli kenaikannya pada Rabu (16/4/2025), menembus level USD3.300 per troy ons. Kenaikan ini dipicu oleh pelemahan dolar AS serta meningkatnya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China, yang mendorong investor beralih ke aset lindung nilai.
Di pasar spot (XAU/USD), harga emas ditutup melonjak 3,51 persen ke posisi USD3.343,10 per troy ons, setelah sempat menyentuh rekor tertinggi USD3.343,20.
“Emas masih mendapat dukungan kuat dari pelemahan dolar secara luas, ketidakpastian seputar kebijakan tarif, serta kekhawatiran akan resesi global,” kata Analis Riset Senior FXTM Lukman Otunuga.
“Setelah melewati USD3.300, harga emas memasuki area psikologis. Kenaikan bisa berlanjut ke USD3.400, USD3.500, dan lebih tinggi lagi. Namun aksi ambil untung atau kabar positif terkait hubungan dagang AS-China bisa memicu aksi jual.”
Presiden AS Donald Trump pada Selasa memerintahkan penyelidikan atas kemungkinan pengenaan tarif terhadap seluruh impor mineral kritis, sebagai langkah lanjutan dalam konflik dagang global dan upaya untuk menekan China.
Memanasnya tensi antara dua ekonomi terbesar dunia itu memperburuk sentimen pasar secara luas dan mendorong arus investasi ke aset aman seperti emas. Di sisi lain, dolar AS terpantau melemah terhadap mata uang utama lainnya dan mendekati posisi terendah tiga tahun yang tercapai pekan lalu, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang non-dolar.
Sepanjang 2025, harga emas telah naik hampir USD700, didukung oleh ketegangan dagang, ekspektasi pemangkasan suku bunga, dan pembelian besar-besaran dari bank sentral.
“Kenaikan ini memang agak tidak terkendali, sehingga berisiko mengalami koreksi. Namun selama setahun terakhir, koreksi cenderung dangkal karena ada permintaan kuat yang siap masuk saat harga melemah,” ujar Kepala Strategi Komoditas Saxo Bank Ole Hansen.
Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell menyatakan, pertumbuhan ekonomi AS menunjukkan tanda-tanda melambat, dengan konsumsi rumah tangga yang hanya tumbuh moderat, lonjakan impor menjelang pemberlakuan tarif baru yang diperkirakan menekan estimasi PDB, serta memburuknya sentimen pasar. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.