Saran Petronas Agar Investor Mau Investasi di RI

3 hours ago 3

Jakarta -

Indonesian Petroleum Association (IPA) mengungkapkan beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan oleh pemerintah Indonesia agar investasi minyak dan gas bumi (migas) masuk ke Indonesia. Faktor pertama ialah sumber daya yang dimiliki Indonesia.

Senior Manager Exploration PETRONAS Indonesia yang mewakili anggota perusahaan IPA, Ruszaidi B Kahar mengatakan, Indonesia memiliki keunggulan terkait dengan sumber daya. Berdasarkan paparan SKK Migas, masih ada 65 basin atau cekungan sedimen yang memiliki potensi mengandung minyak dan gas bumi.

Ruszaidi mengatakan, dengan potensi sumber daya yang dimiliki akan membuat Indonesia bisa menjadi negara pilihan yang menarik bagi pemain energi global.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari sisi country risk, Indonesia termasuk beruntung karena letaknya cukup strategis dengan sumber daya alam yang berlimpah," katanya dalam acara Media Briefing Menuju IPA Convex 2025 dengan judul "Prospektivitas Migas Indonesia untuk Eksplorasi yang Atraktif dan Agresif", di Jakarta, Kamis (24/4/2025).

Ruszaidi mengatakan, selain potensi sumber daya alam, biasanya investor juga akan melihat nilai keekonomiannya. Mulai dari harga jual sumber daya alam tersebut hingga siapa calon pembelinya.

Ia juga mengatakan, investor selalu menyoroti terkait dengan kondisi stabilitas politik di suatu negara yang bakal diinvestasikan. Ia mengatakan, para investor tidak akan mau menanamkan modal di negara yang politiknya tidak stabil.

"Politiknya tidak stabil, ada kerusuhan dan sebagainya," katanya.

Ruszaidi menambahkan, faktor lainnya yakni soal kelancaran operasional. Hal ini mencakup kemudahan dalam menjalankan aktivitas bisnis di lapangan, mulai dari proses perizinan hingga pelaksanaan kegiatan eksplorasi dan produksi. Kemudian, pemerintah Indonesia juga perlu memberikan kebijakan fiskal.

"Kami harap ada fleksibilitas dari pemerintah, termasuk fiskal term. Jika berdasarkan karakteristik wilayah kerja yang ada, misalnya low risk, mid risk dan high risk, maka wilayah yang high risk sebaiknya diberikan fiskal term yang lebih fleksibel," ujarnya.

Ruszaidi mengatakan, jika sejumlah faktor tersebut tidak dipenuhi oleh suatu negara, maka kemungkinan besar investor akan beralih mencari potensi dari negara lain.

"Sekiranya, faktor ini dapat memperoleh titik pas pada negara ini, mungkin akan dimasukkan dalam kategori sebagai negara yang berpotensi untuk diinvestasikan," katanya.

Baca terus informasi terbaru terkait IPA Convex 2025 didtk.id/ipaconvex2025

(rrd/rrd)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |