Saham emiten jasa teknologi informasi (TI/IT) PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) meningkat lagi pada perdagangan Kamis (14/11/2024).
Saham MLPT Terus Melaju Kencang, Sudah Rawan Koreksi? (Foto: Freepik)
IDXChannel – Saham emiten jasa teknologi informasi (TI/IT) PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) meningkat lagi pada perdagangan Kamis (14/11/2024).
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.10 WIB, saham MLPT menguat 19,88 persen ke Rp31.050 per saham, berada di kisaran auto rejection atas (ARA).
Nilai transaksi tercatat mencapai Rp4,22 miliar dan volume perdagangan 137 ribu saham.
Sejauh ini, saham MLT naik hingga ARA 5 hari beruntun, mencatatkan kenaikan 148,40 persen dalam sepekan dan lonjakan harga sebesar 167,67 persen dalam sebulan.
Penguatan tinggi ini membuat posisi MLPT rawan mengalami aksi ambil untung alias profit taking, kendati tidak serta-merta akan membawanya ke pembalikan arah yang signifikan.
"MLPT merupakan saham yang bergerak di bidang IT," kata pengamat pasar modal, Michael Yeoh, kepada IDXChannel.com, Selasa (12/11/2024).
Namun, kata Yeoh, sektor ini sendiri saat ini tidak memiliki katalis spesifik.
“Pergerakan MLPT lebih disinyalir mengikuti pergerakan Lippo Group lain, yang dipicu oleh penjualan SILO,” ujarnya.
Memang, kata Yeoh, secara langsung, dampaknya tidak ada pada MLPT, tetapi PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) akan menerima dana segar dari penjualan SILO, dan saham-saham dalam grup tersebut cenderung bergerak mengikuti.
Sebagai pengingat, diwartakan pada 19 September 2024, LPKR melepas sebagian saham PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) melalui anak usahanya, PT Megapratama Karya Persada (MKP).
Pelepasan 2,41 miliar saham SILO atau setara dengan 18,57 persen ini dilakukan dalam penawaran tender sukarela oleh Sight Investment Company Pte Ltd.
Perseroan menerima dana tunai sebesar Rp6,9 triliun dari transaksi ini. Dengan begitu, kepemilikan perseroan di SILO pun turun menjadi 29,09 persen.
"Transaksi ini menandai sebuah langkah maju dalam penyelarasan strategis perseroan terhadap bisnis utama kami di bidang real estate,” kata Presiden Direktur LPKR, Marlo Budiman dalam keterangan resminya, Kamis (19/9/2024).
Marlo menjelaskan, transaksi strategis ini memungkinkan perseroan untuk mengurangi tingkat utang, serta memperkuat fokus pada bisnis real estate dengan tetap mempertahankan kepentingan strategis pada SILO sebagai penyedia layanan kesehatan terkemuka di Indonesia.
Sekitar Rp3,9 triliun akan digunakan untuk membayar utang, termasuk obligasi dolar perseroan dan pinjaman lainnya. Sisanya akan digunakan untuk investasi lebih lanjut, penyelesaian proyek, modal kerja dan tujuan korporasi lainnya.
“Dari transaksi ini, utang bersih LPKR diproyeksikan akan turun menjadi Rp4,3 triliun,” ujar Marlo.
Sejak pendirian rumah sakit pertamanya di Lippo Village pada 1992, LPKR telah membangun SILO menjadi jaringan layanan kesehatan terkemuka dengan 41 rumah sakit dan lebih dari 70 klinik di seluruh Indonesia.
Marlo menyebut, keputusan untuk mengurangi kepemilikan saham SILO tersebut merupakan bagian dari strategi LPKR yang lebih luas untuk berkonsentrasi pada bisnis operasional kawasan yang terintegrasi penuh yang meliputi land banking, pengembangan kota mandiri, perumahan, lahan industri, perhotelan, mal gaya hidup, dan taman pemakaman. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.