Saham emiten Grup Bakrie ditutup menguat pada perdagangan Senin (11/11/2024), melanjutkan tren penguatan belakangan ini.
Saham Grup Bakrie Naik Panggung Lagi, Dipimpin Duo BUMI-BRMS. (Foto: Freepik)
IDXChannel – Saham emiten Grup Bakrie ditutup menguat pada perdagangan Senin (11/11/2024), melanjutkan tren penguatan belakangan ini.
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan, saham emiten batu bara PT Bumi Resources Tbk (BUMI) melesat 17,32 persen ke level Rp149per saham. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp615,9 miliar dan volume perdagangan 4,3 miliar saham.
Dengan ini, saham BUMI memutus tren pelemahan 3 hari beruntun sebelumnya.
Sebelumnya, lembaga pemeringkat, Pefindo menyematkan peringkat idA+ dengan prospek stabil kepada BUMI.
Namun peringkat tersebut dibatasi oleh posisi biaya tunai yang moderat, bisnis yang terkonsentrasi, serta paparan terhadap fluktuasi harga komoditas dan risiko lingkungan.
"Peringkat dapat dinaikkan jika BUMI berhasil menurunkan biaya tunai, sehingga akan meningkatkan peringkatnya margin keuntungan Perusahaan dan memperkuat manajemen operasionalnya," tulis Pefindo, Jumat (8/11/2024) lalu.
Pefindo menjelaskan, peringkat BUMI juga dapat terus terkerek jika perseroan berhasil melakukan diversifikasi usaha dan menghasilkan porsi pendapatan yang signifikan dari sumber selain batu bara termal.
Lebih lanjut, memburuknya pendapatan akibat turunnya harga batu bara juga dapat memberikan tekanan pada peringkat perusahaan.
"Kami dapat menurunkan peringkat jika pendapatan Perusahaan atau EBITDA jauh di bawah target, sehingga dapat memperburuk struktur permodalan perusahaan dan langkah-langkah perlindungan arus kas," kata Pefindo.
Saham anak usaha BUMI, emiten tambang emas PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) juga memperkuat tren kenaikan (uptrend).
Saham BRMS meningkat 9,78 persen ke Rp494 per saham.
Saham BRMS sempat turun tajam pada Kamis (7/11) lalu, minus 9,55 persen, usai investor merespons negatif soal kabar perusahaan tidak menjadi konstituen anyar dalam rebalancing indeks MSCI periode November.
Dalam sepekan, saham BRMS naik 29,32 persen dan dalam sebulan melambung 80,29 persen.
Prospek BRMS dinilai cerah seiring rencana ekspansi yang fokus pada peningkatan kapasitas produksi emas dan eksplorasi cadangan baru, berupaya memperkuat posisi di industri tambang Indonesia.
Didukung oleh grup besar dan proyeksi peningkatan permintaan, BRMS menargetkan pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun ke depan.
Samuel Sekuritas Indonesia dalam riset terbarunya pada 1 November 2024 mengungkapkan optimisme tinggi terhadap ekspansi besar BRMS.
Kunjungan Samuel Sekuritas ke beberapa manajer investasi (fund manager) menunjukkan minat kuat para investor terhadap rencana BRMS meningkatkan kapasitas produksi emas dengan tambahan 4.000 ton per hari (tpd) dan rencana tambang bawah tanah pada 2027 di tambang Citra Palu Mineral (CPM), Sulawesi.
Sebagai emiten dengan cadangan emas terbesar kedua di Indonesia, pertumbuhan BRMS diprediksi semakin kuat dengan dukungan AP Investment/Grup Salim, yang diharapkan mendorong pertumbuhan EBITDA per tahun (CAGR) sebesar 22,0 persen pada periode 2024-2028 dan 19,2 persen untuk laba per saham (EPS).
Dengan produksi dore bullion sebesar 54,7 ribu ons pada 2024 (naik 135,3 persen YoY) dan target 78 ribu ons pada 2025 (naik 42,5 persen YoY), dan kenaikan harga emas hingga USD2.600 per troy ons, BRMS diperkirakan mencapai pendapatan USD207 juta (naik 57,5 persen YoY) dan EBITDA sebesar USD75 juta (naik 70,6 persen YoY) pada 2025.
“Masih terdapat potensi kenaikan lebih lanjut karena target harga kami belum memperhitungkan komersialisasi aset-aset lain BRMS maupun penjualan produk sampingan tambahan,” kata analis Samuel Sekuritas.
Lebih lanjut, katalisator dalam waktu dekat berupa pengumuman cadangan emas JORC dengan kadar yang lebih tinggi dan laporan kinerja keuangan kuartal III-2024 yang solid.
Namun, risiko penurunan meliputi harga emas yang melemah, penundaan operasional, serta kendala pendanaan yang mungkin dihadapi.
Kenaikan duo BUMI-BRMS turut mengerek saham emiten Grup Bakrie lainnya.
Sebut saja, saham ENRG ditutup mendaki 9,09 persen, UNSP naik 7,14 persen, BNBR tumbuh 6,67 persen, DEWA terapresiasi 5,21 persen, dan VKTR terangkat 2,34 persen.
Saham-saham Grup Bakrie menghijau saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,28 persen, masih terimbas aksi jual investor asing di saham perbankan raksasa usai pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) pekan lalu. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.