Saham Bank Kakap hingga Konglo Jadi Pemberat saat IHSG Turun 1 Persen

3 months ago 45

Saham-saham dengan kapitalisasi pasar (market cap) jumbo ditutup turun signifikan pada Senin (13/1/2025).

 Freepik)

Saham Bank Kakap hingga Konglo Jadi Pemberat saat IHSG Turun 1 Persen. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Saham-saham dengan kapitalisasi pasar (market cap) jumbo ditutup turun signifikan pada Senin (13/1/2025), menyeret Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga turun lebih dari 1 persen.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup melemah 1,02 persen ke level 7.016,88. Sebanyak 404 saham turun dan hanya 251 saham naik, sedangkan 300 sisanya stagnan.

Nilai transaksi tercatat mencapai Rp11,81 triliun dan volume perdagangan 15,84 miliar saham.

Dengan ini, IHSG terkoreksi 0,90 persen dalam sepekan dan turun 4,20 persen dalam sebulan belakangan.

Saham bank-bank kakap kompak merosot, melanjutkan tren penurunan berbulan-bulan terakhir.

Saham bank BUMN PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) turun 3,99 persen, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) minus 3,22 persen, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) memerah 1,34 persen.

Saham bank swasta raksasa milik Grup Djarum PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) terdepresiasi 0,51 persen.

Saham-saham big cap milik konglomerat kenamaan juga turut membebani IHSG. Sebut saja, saham emiten geotermal Prajogo Pangestu BREN yang jatuh 4,07 persen.

BREN saat ini memiliki market cap terbesar di bursa, sebesar Rp1.341 triliun, di atas BBCA (Rp1.181 triliun), sehingga pergerakannya—bersama bank-bank utama—sangat memengaruhi indeks secara umum.

Selain BREN, saham emiten properti milik Grup Salim dan pengusaha kawakan Aguan PANI tumbang 6,99 persen. Demikian pula, raksasa otomotif dan tambang ASII turun 3,06 persen, turut menekan IHSG hari ini.

Pengamat pasar modal, Michael Yeoh, mengatakan saham-saham utama yang menjadi beban dimulai dari BBRI, kemudian disusul oleh aksi taking profit pada saham konglomerasi seperti BREN dan PANI.

"Bond yield [imbal hasil obligasi pemerintah] kita sudah 7,4 persen, mengindikasikan aksi sell-off besar. IHSG sendiri masih terjaga di level 7.000, masih mengindikasikan area sideways, belum masuk ke area downtrend," kata Michael kepada IDXChannel.com, Senin (13/1/2025).

Lebih lanjut, Michael menyebut bank-bank besar rajin dijual oleh investor asing karena pertumbuhan yang tidak lagi menarik.

"Kemarin sampai 2023, growth perbankan kita sudah maksimal, jadi ada high base effect. Setelah pembagian dividen jumbo big banks, dana-dana besar ini mencari return di tempat lain, salah satunya ke China," ujarnya.

Menurut Michael, secara fundamental, terutama dari laporan keuangan, sebenarnya tidak ada masalah. "Tapi mereka [asing] bergerak future forward," katanya.

Pasar saham dan mata uang di Asia berkembang melemah pada Senin. Nilai tukar rupiah mendekati level terendah tiga pekan.

Pelemahan ini terjadi karena pelaku pasar mengurangi ekspektasi pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve AS setelah data ketenagakerjaan menunjukkan hasil yang kuat.

Di Indonesia, mengutip Reuters, Senin (13/1), Bank Indonesia (BI) turun tangan di pasar valuta asing untuk menjaga stabilitas rupiah sekaligus mempertahankan kepercayaan pasar.

BI dijadwalkan menggelar rapat pekan ini, yang pertama di tahun ini, setelah mempertahankan suku bunga dalam tiga pertemuan terakhir.

Sebelumnya, BI telah memangkas suku bunga dua kali sejak memulai siklus pelonggaran kebijakan pada pertengahan September tahun lalu. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |