RI Patut Tiru, Taiwan Punya Kartu Pintar Bisa Dipakai di Transportasi Publik hingga Belanja

4 days ago 3

Pelopor kartu pintar di Taiwan yakni EasyCard yang dikeluarkan oleh perusahaan swasta bernama EasyCard Corporation.

RI Patut Tiru, Taiwan Punya Kartu Pintar Bisa Dipakai di Transportasi Publik hingga Belanja. (Foto Dhera Arizona/IDXChannel)

RI Patut Tiru, Taiwan Punya Kartu Pintar Bisa Dipakai di Transportasi Publik hingga Belanja. (Foto Dhera Arizona/IDXChannel)

IDXChannel - Sudah sepatutnya sistem pembayaran digital di Indonesia belajar dari negara lain, Taiwan misalnya. Salah satu negara Asia Timur tersebut tercatat hanya memiliki tiga pilihan jenis kartu pintar untuk menunjang mobilitas masyarakatnya sehari-hari.

Pelopor kartu pintar di Taiwan yakni EasyCard yang dikeluarkan oleh perusahaan swasta bernama EasyCard Corporation. Kartu ini menggunakan sistem Integrated Circuit (IC) yang biasa digunakan dalam alat pembayaran elektronik. Nama lainnya pun bisa disebut sebagai kartu dengan sistem Radio Frequency Identification (RFID).

Selain bisa digunakan di multi moda transportasi publik seperti Taipei Metro atau Taipei MRT, bus, ferry, dan taksi, kartu nirsentuh tersebut juga bisa digunakan sebagai alat pembayaran pada tempat parkir, swalayan, toko fesyen, hingga toko ritel kecil (convenience store).

Director and Department Head of Public Affairs EasyCard Corporation Mei Li Chow mengatakan, EasyCard diluncurkan karena setiap orang membutuhkan alat pembayaran digital yang praktis dan mudah. Terlebih lagi, membawa kenyamanan dengan hanya membawa satu kartu yang bisa digunakan di mana saja.

"Kami bukan pemain baru dalam sistem pembayaran elektronik. Pasar (sistem pembayaran elektronik) saat ini sudah ada banyak kompetitor. Memang banyak tantangan bagi kami, tapi kami terus berinovasi," ujarnya saat ditemui IDXChannel di Taipei, Taiwan, belum lama ini.

Kecepatan transaksi EasyCard saat tap in dan tap out di passenger gate (PG) transportasi publik hanya memerlukan waktu 0,3 detik. Waktu ini terbilang cepat jika dibandingkan dengan kartu uang elektronik (KUE) perbankan di Indonesia yang memakan waktu sekira 2-4 detik saat digunakan di transportasi publik Jakarta seperti Commuter Line (KRL), Transjakarta, LRT Jakarta, LRT Jabodebek, hingga MRT Jakarta.

"Taipei Metro merupakan moda transportasi tersibuk di Taiwan. Taipei Metro juga punya antrean yang panjang, tapi tidak terlalu panjang dan lama. Karena kecepatan transaksi atau tap kartu kami 0,3 detik dan gate-nya banyak. Bahkan, kami tidak punya pernah dapat komplain," kata dia.

Selain kartu, EasyCard Corporation juga mengeluarkan sistem pembayaran berbasis server (server based payment) seperti mobile EasyCard dan EasyWallet. Kecepatan transaksinya pun sama dengan kartu fisik IC.

Hal tersebut kini sedang dipelajari oleh PT MRT Jakarta (Perseroda), yang ingin mengembangkan sistem pembayaran berbasis server. Sehingga, diharapkan kecepatan transaksi di passenger gate (PG) bisa mencapai 0,5-1,5 detik dan paling lambat terealisasi pada 2028.

Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta (Perseroda) Ahmad Pratomo menyampaikan, Taiwan menjadi negara tolok ukur (benchmarking) transformasi digital media pembayaran pada tahun ini. Sebab, hal itu sejalan dengan restorasi digital yang sedang dilakukan oleh MRT Jakarta.

"Kita memilih Taiwan karena kita anggap Taiwan merupakan salah satu negara yang menerapkan ticketing berbasis digital yang baik, best pratice salah satunya, selain mungkin seperti Jepang dan negara lainnya," ujarnya.

Menurutnya juga, sistem pembayaran digital di Taiwan mirip seperti yang saat ini sedang dicita-citakan oleh MRT Jakarta dalam peta jalan 'MRTJ Ticketing Future Roadmap'. Dalam hal ini, MRT Jakarta sedang bertransformasi dari sebelumnya fokus kepada kartu Multi Trip Ticket (MTT), Single Trip Ticket (STT), dan kartu uang elektronik (KUE) perbankan, menjadi sistem pembayaran berbasis server seperti aplikasi.

"Namun, MTT ini sedang kita fokuskan untuk ditransformasikan ke arah mobile apps dan juga server based payment (sistem pembayaran berbasis server)," kata Ahmad.

"Dua hal tadi yang diharapkan bisa membagikan informasi bagaimana suatu transportasi publik menerapkan sistem ticketing digital terintegrasi yang memberikan kemudahan bagi masyarakat," katanya.

Sebagai informasi, MRT Jakarta telah menyiapkan peta jalan (roadmap) sistem pembayaran yang lebih modern dan efisien untuk jangka waktu 2024-2028. Hal itu dipecah menjadi dua basis yakni berbasis kartu (account based ticketing/payment) dan berbasis server (server based ticketing/payment).

Sistem pembayaran berbasis kartu masih akan disediakan. Namun, hanya akan ada dua jenis yakni kartu uang elektronik (KUE) perbankan, dan Multi Mode Jaklingko.

Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta (Perseroda) Mega Tarigan mengatakan, MRT Jakarta juga akan mengembangkan penggunaan Europay Mastercard Visa (EMV) pada tahun ini. Hal itu mengingat perseroan sudah mulai bekerja sama dengan PT Mastercard Indonesia dalam hal hak penamaan (naming rights) untuk Stasiun Senayan Mastercard.

"EMV mulai tahun ini. Dimulai dari naming rights Stasiun Senayan Mastercard untuk memulai kerja sama. Bagian dari kerja sama ini creating value yang lebih intensif lagi melalui kerja sama pembayaran," katanya.

Selanjutnya, sistem pembayaran berbasis server. EMV juga masih masuk ke dalam kategori ini yang kemudian akan dibarengi dengan Single Mode MyMRTJ dengan sistem open loop dan pay as you go.

Kemudian, MRT Jakarta juga menuju sistem pembayaran lebih seamless seperti menggunakan EMV, Near Field Communication (NFC), RFID, dan metode Be-InBe-Out (BIBO) dengan teknologi Bluetooth Low Energy (BLE).

Terakhir, terang Mega, MRT Jakarta kini sudah mengembangkan sistem pembayaran menggunakan mesin penjual tiket (vending machine) berupa pencetakan kertas QR Code. Keberadaannya untuk menggantikan Multi Trip Ticket (MTT) dan Single Trip Ticket (STT).

(Dhera Arizona)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |