Pendirian BYAN bermula ketika Low Tuck Kwong mengakuisisi PT Gunung Bayan Pratamacoal (GBP), pada November 1997.
Profil PT Bayan Resources Tbk (BYAN), 30 Anak Usaha Pundi-Pundi Low Tuck Kwong. (Foto: PT Bayan Resources Tbk/BYAN)
IDXChannel—Artikel ini akan mengulas tentang profil PT Bayan Resources Tbk (BYAN). Perusahaan ini dipimpin dan didirikan oleh Low Tuck Kwong pada 7 Oktober 2004. Saat ini, BYAN tercatat memiliki 30 anak perusahaan.
Melansir laman resmi perseroan (7/11), saat ini BYAN memiliki lima kontrak batu bara dan 16 konsesi penambangan dengan luasan lebih dari 126.000 hektare yang berlokasi di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.
Enam belas konsesi tersebut terbagi dalam empat proyek pertambangan aktif. Konsesi Tabang adalah aset utama BYAN yang memproduksi sekitar 80 persen dari total produksi batu bara perseroan.
BYAN memproduksi batu bara bituminus berkalori tinggi hingga sub-bituminus berkadar belerang dan abu rendah. Semua batu bara yang dihasilkan dari Tabang diangkut ke Terminal Batubara Balikpapan (BCT), atau langsung ke pelanggan perseroan dalam kasus tertentu.
Profil PT Bayan Resources Tbk (BYAN), Awal Mula Pendirian
Pendirian BYAN bermula ketika Low Tuck Kwong mengakuisisi PT Gunung Bayan Pratamacoal (GBP), perusahaan yang memegang konsesi tambang batu bara di Muara Tae, Kalimantan Timur, pada November 1997.
Sebelumnya, Low Tuck Kwong telah memiliki usaha lain, yakni PT Jaya Sumpiles Indonesia (JSI) yang didirikannya pada 1973. Perusahaan ini adalah kontraktor pekerjaan tanah, pekerjaan umum, dan struktur kelautan.
Perusahaan ini menjadi kontraktor terkemuka pada bidangnya dan pada masanya, yakni era 1980-an hingga 1990-an. Namun pada 1988, JSI mulai merambah ke sektor batu bara dan menjadi salah satu kontraktor terkemuka pada industri ini pada 1998.
Setelah mengakuisisi perusahaan pertama, Tuck Kwong selanjutnya mengakuisisi PT Dermaga Perkasapratama pada 1998, yang memiliki dan mengoperasikan Balikpapan Coal Terminal dengan kapasitas 2,5 juta metrik ton per tahun.
Setelah itu, pada 2004 barulah Low Tuck Kwong mendirikan PT Bayan Resources untuk menaungi semua bisnis batu baranya di Indonesia. Perusahaan ini dibentuk melalui sejumlah akuisisi strategis di sektor batu bara.
Dengan kepemimpinan Low Tuck Kwong, perseroan bertransformasi menjadi pertambangan batu bara terintegrasi vertikal dengan ekspansi yang cepat. Pada 2014, proyek Tabang yang semula hanya memproduksi 1,9 juta ton, berhasil meningkatkan produksinya menjadi 22,7 juta ton pada 2018.
Peningkatan produksi itu menjadikan BYAN menjadi salah satu produsen batu bara peringkat lima teratas pada masanya. Perseroan juga kembali mengakuisisi beberapa perushaan pertambangan lainnya pada tahun-tahun berikutnya.
Dari akuisisi-akuisisi itu, Bayan Group memiliki sejumlah infrastruktur batu bara terdepan, antara lain Balikpapan Coal terminal, Dermaga Perkasa dan Wahana, dua Floating Transfer Barge (KFT), sistem jalan pengangkutan (overland conveyor) sepanjang 101 km yang menghubungkan konsesi Tabang dengan fasilitas pemuatan tongkang di Muara Pahu.
Keseluruhan fasilitas ini digunakan untuk kegiatan bongkar muat, penimbunan, dan pemuatan batu bara ke kapal dengan kecepatan 3.000–8.000 ton per jam.
BYAN secara resmi mencatatkan sahamnya untuk pertama kali di Bursa Efek Indonesia pada 12 Agustus 2008 dengan harga penawaran Rp5.800 per lembar saham. Dari IPO itu, BYAN sukses menghimpun dana senilai Rp4,83 triliun.
Berikut ini adalah jajaran anak usaha di bawah naungan Bayan Group:
- PT Perkasa Inakakerta
- PT Wahana Baratama Mining
- PT Firman Ketaun Perkasa
- PT Teguh Sinarabadi
- PT Gunungbayan Pratamacoal
- PT Fajar Sakti Prima
- PT Bara Tabang
- PT Brian Anjat Sentosa
- PT Dermaga Perkasapratama
- PT Muji Lines
- PT Indonesia Pratama
- PT Bayan Energy
- PT Metalindo Prosestama
- Kangaroo Resources Pty Ltd
- Kangaroo Minerals Pty Ltd
- PT Tanur Jaya
- PT Silau Kencana
- PT Orkida Makmur
- PT Tiwa Abadi
- PT Sumber Api
- PT Dermaga Energi
- PT Bara Sejati
- PT Apira Utama
- PT Cahaya Alam
- PT Mamahak Coal Mining
- PT Bara Karsa Lestari
- PT Mahakam Energi Lestari
- PT Mahakam Bara Energi
- PT Karsa Optima Jaya
- PT Sumber Aset Utama
Seluruh kegiatan usaha pertambangan ini membawa Low Tuck Kwong masuk ke deretan orang-orang terkaya di Indonesia. Forbes mencatat harta kekayaan pengusaha kelahiran Singapura mencapai USD24,1 miliar, nilai ini setara dengan ratusan triliun rupiah.
Itulah ulasan singkat tentang profil PT Bayan Resources Tbk (BYAN).
(Nadya Kurnia)