Konglomerat besar Indonesia terus memperkuat dominasinya di pasar saham dan perekonomian nasional.
Konglomerat Indonesia Kian Dominan, Intip Sektor dan Saham Pilihan. (Foto: Freepik)
IDXChannel - Konglomerat besar Indonesia terus memperkuat dominasinya di pasar saham dan perekonomian nasional.
Berdasarkan riset terbaru dari Verdhana Sekuritas, terbit pada 5 Januari 2025, kontribusi perusahaan 13 konglomerat terhadap kapitalisasi pasar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah meningkat signifikan dalam dua dekade terakhir, dari 23 persen menjadi 47 persen saat ini.
Peningkatan ini didorong oleh pertumbuhan sektor komoditas dan mineral penting seperti batu bara, tembaga, emas, dan energi terbarukan.
“Kami meyakini bahwa memahami fokus sektor masa depan dari para konglomerat ini sangat penting untuk mengidentifikasi peluang menguntungkan di Indonesia, mengingat pengaruh signifikan yang mereka miliki terhadap perekonomian negara,” demikian kata analis Verdhana Sekuritas.
Grup Djarum, Sinarmas, Astra, dan Salim tercatat sebagai pemain utama, dengan pertumbuhan pendapatan dan laba gabungan rata-rata tahunan (CAGR) masing-masing sebesar 9 persen dan 10 persen sejak 2010 hingga 2023.
Pertumbuhan ini bahkan melampaui pertumbuhan nominal PDB Indonesia yang sebesar 8,9 persen pada periode yang sama, menunjukkan kekuatan dan kontribusi signifikan konglomerat terhadap ekonomi nasional.
Konglomerat dengan perolehan laba tertinggi selama periode tersebut antara lain Djarum, yang merupakan induk dari BBCA dan TOWR; Sinarmas, induk dari BSDE, INKP, dan TKIM.
Kemudian, Astra (ASII), pemain utama di sektor otomotif domestik sekaligus induk UNTR dan sejumlah perusahaan multifinance; serta Salim Group, yang menaungi INDF dan ICBP.
Verdhana Sekuritas juga mengungkapkan bahwa para konglomerat mulai memfokuskan investasi mereka pada sektor-sektor yang memiliki prospek cerah ke depan.
Hilirisasi mineral penting seperti nikel, tembaga, dan bauksit menjadi salah satu prioritas utama, disusul oleh investasi di sektor energi terbarukan, kesehatan, serta infrastruktur seperti kawasan industri dan jalan tol.
Tidak hanya itu, sejumlah konglomerat terlihat semakin aktif menjalin kolaborasi. Sebagai contoh, demikian kata analis Verdhana, Grup Salim kini memiliki saham di BUMI dan BRMS yang dimiliki oleh Grup Bakrie.
Untuk saham-saham konglomerat pilihan, Verdhana Sekuritas merekomendasikan emiten-emiten dengan fundamental kuat dan arus kas yang solid, seperti Bank Central Asia (BBCA), Indofood CBP (ICBP), Alamtri Resources (ADRO), Saratoga Investama Sedaya (SRTG), Dharma Polimetal (DRMA), dan Adi Sarana Armada (ASSA).
“Kegiatan merger dan akuisisi yang dilakukan oleh konglomerat-konglomerat ini juga patut diperhatikan, terutama sebagai langkah pertumbuhan secara non-organik,” ujar analis Verdhana. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.