Jakarta -
Produsen kapsul dan tablet di industri farmasi di Kanada tengah menjajaki pasar Asia untuk mencari mitra baru. Lalu, produsen komponen baja yang selama ini bermitra dengan klien di Amerika Serikat (AS) meminta pelanggan untuk bersiap membayar harga yang lebih tinggi.
Sementara perusahaan lain yang memproduksi kostum maskot untuk acara olahraga atau sekolah memilih menurunkan harganya agar tidak kehilangan pelanggan di AS. Kondisi ini terjadi setelah berlakunya tarif resiprokal oleh Presiden AS Donald Trump.
Dikutip dari Reuters, Rabu (7/5/2025), perang tarif mengacaukan hubungan dagang Kanada dan AS yang sudah terjalin selama puluhan tahun. Kini banyak perusahaan manufaktur skala kecil di Kanada menyusun ulang strategi bisnis jangka panjang imbas kebijakan Trump.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perdana Menteri Kanada Mark Carney dijadwalkan bertemu Presiden AS di Gedung Putih pada hari Selasa. Ia berulang kali mengatakan bahwa hubungan lama antara Kanada dengan Negeri Paman Sam telah berakhir.
Bahkan jika AS membuat perjanjian perdagangan baru dengan Kanada, kebijakan Trump yang tidak menentu dan ketidakpastian dalam berbisnis dengan AS akan tetap ada. Pasar ekspor Kanada sangat bergantung pada pasar AS dengan persentase mencapai 75%.
Kanada menjadi salah satu negara yang pertama kali terkena tambahan tarif dari AS. Trump berdalih kebijakan itu sebagai respons atas masuknya fentanil ke AS, meskipun data menunjukkan kurang dari 1% dari barang yang disita berasal dari perbatasan Kanada.
Pada bulan Maret, Trump mengenakan tarif 25% pada semua impor baja dan aluminium yang masuk ke AS, kemudian mengenakan tarif 25% lagi pada mobil dan suku cadang yang tidak mematuhi perjanjian perdagangan bebas Amerika Utara.
Sektor manufaktur mengirimkan 42% dari produksinya ke AS dan 41% dari sekitar 1,7 juta pekerjanya bergantung pada impor AS. Saat dimintai komentar mengenai dampak tarif, juru bicara Gedung Putih Kush Desai meminta Kanada tak khawatir.
"Perusahaan Kanada tidak perlu khawatir sama sekali tentang tarif ketika Kanada menjadi negara bagian ke-51 yang kita cintai," tutupnya.
(ily/rrd)