Bagi sebagian investor, penurunan harga saham dianggap sebagai peluang untuk menambah kepemilikan untuk averaging down.
IHSG Trading Halt, Apakah Waktu yang Tepat untuk Investasi? Jangan Gegabah, Pertimbangkan Ini. (Foto: Freepik)
IDXChannel—IHSG sempat terkena trading halt pada sesi perdagangan pertama, sejumlah saham mencatatkan penurunan. Apakah ini waktu yang tepat untuk investasi?
Bagi sebagian investor, penurunan harga saham dianggap sebagai peluang untuk menambah kepemilikan untuk averaging down, atau membeli saham baru jika belum memiliki. Sementara sebagian lainnya was-was mengkhawatirkan penurunan lanjutan.
Keputusan untuk membeli dan menjual ketika IHSG menunjukkan tren penurunan sepenuhnya berada di tangan investor. Namun ada beberapa hal yang mesti diperhatikan sebelum mengambil keputusan.
Apakah Trading Halt Waktu yang Tepat untuk Berinvestasi?
Kebijakan trading halt yang ditetapkan Bursa Efek Indonesia diambil ketika penurunan IHSG mencapai 5 persen. Artinya, secara rata-rata saham di bursa efek menunjukkan penurunan yang cukup signifikan.
Usai trading halt pada sesi pertama, IHSG ditutup di level 6.223 atau menurun 3,84 persen dari posisi sebelumnya. Beberapa saham menjadi top loser dengan penurunan signifikan. Antara lain PT DCI Indonesia Tbk (DCII) yang turun hingga 20 persen.
Kemudian ada PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk (JSPT) yang turun hingga 15 persen, PT Chandra Asri Tbk (TPIA) turun 18,42 persen, dan PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) turun 10,81 persen.
Saham big banks juga mencatatkan penurunan. BBCA ditutup turun sebesar 3,49 persen, BBBRI turun 3,92 persen, BBNI turun 3,23 persen, dan BMRI turun 3,21 persen. Artinya, keempat saham tersebut saat ini diperdagangkan dengan harga yang cukup terdiskon.
Bagi investor yang memiliki kecukupan modal dan kebetulan belum memiliki saham-saham potensial yang diincarnya, ini adalah peluang untuk membeli. Meskipun menggiurkan, investor dianjurkan untuk melihat kondisi selanjutnya.
Melansir MNC Sekuritas (18/3), harga saham yang mengalami tren penurunan masih dapat melanjutkan penurunan pada perdagangan berikutnya. Membeli saham yang sedang menunjukkan tren penurunan sama artinya dengan menangkap pisau jatuh.
Namun kalaupun investor tetap ingin membeli, investor dianjurkan untuk membeli dalam jumlah yang terbatas, atau kecil-kecil dan tidak sekaligus banyak. Tujuannya untuk meminimalisir potensi rugi jika saham tersebut melanjutkan penurunan.
Tentu saja investor juga dianjurkan untuk menghindari saham-saham berisiko dan hanya memilih saham-saham berfundamental baik, karena saham-saham seperti ini memiliki peluang untuk pulih lebih dulu dibanding saham-saham lainnya.
Itulah penjelasan singkat tentang apakah trading halt waktu yang tepat untuk berinvestasi.
(Nadya Kurnia)