Bursa saham Jepang menguat pada Jumat setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump merampungkan kesepakatan dagang baru dengan Inggris.
Bursa Asia Naik usai AS Capai Kesepakatan Dagang dengan Inggris. (Foto: Reuters)
IDXChannel – Bursa saham Jepang menguat pada Jumat setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump merampungkan kesepakatan dagang baru dengan Inggris dan membawa harapan negosiasi mendatang dapat menurunkan tarif impor dari China.
Menurut data pasar, hingga 09.01 WIB, indeks Nikkei 225 menguat 1,37 persen, sedangkan Topix Jepang mendaki 1,20 persen.
Melansir Trading Economics, Trump menyebut kerangka kerja dagang dengan Inggris sebagai pencapaian bersejarah, sementara AS bersiap membuka pembicaraan dengan China, negara yang menjadi sasaran utama kebijakan tarifnya.
Trump menyatakan optimisme bahwa negosiasi tersebut akan membuahkan kemajuan nyata, termasuk kemungkinan pemangkasan tarif.
Sementara itu, data dari Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang pada Jumat menunjukkan bahwa pengeluaran rata-rata rumah tangga di bulan Maret naik 2,1 persen secara riil dan meningkat 6,4 persen secara nominal menjadi JPY339.232 dibandingkan tahun sebelumnya.
Di sisi lain, India melaporkan, pihaknya telah menetralisasi serangan drone dan rudal dari Pakistan yang menargetkan sejumlah situs militer pada Kamis malam, menandai peningkatan ketegangan antara dua negara bersenjata nuklir tersebut.
Selain pasar Jepang, Hang Seng Hong Kong juga mendaki 0,54 persen, ASX 200 terapresiasi 0,33 persen, dan STI Singapura tumbuh 0,44 persen.
Wall Street Menguat
Indeks-indeks saham utama di Wall Street juga meningkat pada Kamis waktu AS setelah Trump menyuarakan optimisme atas kemungkinan kesepakatan dagang baru dengan negara lain menyusul kesepakatan dengan Inggris.
Nasdaq Composite ditutup naik 1,1 persen ke 17.928,1, sementara Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 masing-masing menguat 0,6 persen ke level 41.368,6 dan 5.664.
Mengutip MT Newswires, sebagian besar sektor berakhir di zona hijau, dipimpin oleh sektor konsumsi dan industri, sementara sektor kesehatan menjadi yang paling melemah.
Dalam kesepakatan dengan Inggris, Trump menyatakan AS akan memperoleh pendapatan eksternal sebesar USD6 miliar dari tarif 10 persen, menciptakan peluang ekspor baru senilai USD5 miliar, serta membentuk zona perdagangan aluminium dan baja, dan rantai pasok farmasi yang aman. "Akan ada banyak lagi (kesepakatan)," kata Trump di media sosial.
Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick mengatakan maskapai-maskapai Inggris akan memesan pesawat Boeing senilai USD10 miliar, menurut laporan Reuters. Saham Boeing naik 3,3 persen, menjadi penopang terbesar bagi indeks Dow.
Namun menurut laporan Wall Street Journal, negara lain yang ingin membuat kesepakatan dagang mungkin tidak akan mendapatkan tarif dasar serendah 10 persen.
Pejabat AS dan China dijadwalkan bertemu akhir pekan ini di Swiss untuk membahas isu ekonomi dan perdagangan. "Kita akan menjalani akhir pekan yang baik dengan China," ujar Trump seperti dikutip WSJ.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS juga meningkat, dengan yield tenor 10 tahun melonjak 11,1 basis poin menjadi 4,85 persen dan tenor dua tahun naik 10,6 basis poin ke 3,90 persen.
Survei April dari Federal Reserve Bank of New York menunjukkan ekspektasi inflasi konsumen meningkat dalam jangka menengah, namun menurun dalam jangka panjang.
Pada Rabu lalu, Federal Reserve (The Fed) kembali mempertahankan suku bunga acuannya untuk ketiga kali berturut-turut, sambil mengakui bahwa risiko kenaikan inflasi dan pengangguran terus meningkat. Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) juga mengulangi pernyataan dari Maret bahwa kondisi pasar tenaga kerja di AS masih tergolong "solid."
"Belum ada data terbaru yang cukup kuat untuk menggoyahkan penilaian The Fed mengenai pasar tenaga kerja," ujar Deputi Kepala Ekonom AS di Oxford Economics, Michael Pearce, dalam pernyataan tertulis kepada MT Newswires. (Aldo Fernando)