Harga minyak mentah dunia naik dua hari berturut-turut pada Selasa (22/10/2024), sehari setelah China mengambil langkah-langkah tambahan.
Harga Minyak Dunia Naik Dua Hari Beruntun, Pasar Cermati Ketatnya Pasokan. (Foto: Freepik)
IDXChannel - Harga minyak mentah dunia naik dua hari berturut-turut pada Selasa (22/10/2024), sehari setelah China mengambil langkah-langkah tambahan untuk merangsang ekonominya yang melemah.
Sementara, pemerintahan Amerika Serikat (AS) Joe Biden kembali mendorong gencatan senjata di Timur Tengah.
Para pelaku pasar juga mulai berfokus pada pengetatan keseimbangan pasokan dan permintaan global.
Data pasar menunjukkan, kontrak berjangka (futures) minyak jenis Brent meningkat 2,12 persen ke level USD75,64 per barel, sedangkan minyak WTI menguat 2,34 persen ke posisis USD71,31 per barel.
Kenaikan ini terjadi setelah Bank Sentral China (PBOC) pada Senin menurunkan suku bunga acuannya dalam upaya negara tersebut untuk mencapai target pertumbuhan PDB 5 persen tahun ini.
China sebelumnya melaporkan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,6 persen untuk kuartal III-2024 pekan lalu.
"Bank-bank China menurunkan suku bunga acuan sebagai bagian dari serangkaian langkah yang bertujuan untuk memulihkan pertumbuhan ekonomi dan menghentikan krisis pasar perumahan,” kata Saxo Bank, dikutip MT Newswires, Selasa 922/10).
Menurut penjelasan Saxo Bank, suku bunga pinjaman satu tahun diturunkan menjadi 3,10 persen dari 3,35 persen.
Sementara, suku bunga pinjaman lima tahun dikurangi menjadi 3,60 persen dari 3,85 persen, keduanya turun 5 basis poin lebih banyak dari yang diharapkan.
China merupakan pengimpor minyak terbesar di dunia, tetapi permintaan dari negara tersebut melambat seiring dengan melemahnya ekonominya.
Pertumbuhan permintaan minyak dari China naik sebesar satu juta barel per hari pada 2023.
Namun, menurut Administrasi Informasi Energi (EIA) AS, hal tersebut diperkirakan hanya akan naik sebesar 0,1 juta barel per hari tahun ini dan 0,3 juta barel per hari pada 2025.
Harapan tipis untuk kesepakatan gencatan senjata di Timur Tengah juga mempengaruhi harga.
Itu karena Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berada di Israel di saat negara tersebut melanjutkan serangannya terhadap kelompok militan Hezbollah di Lebanon dan melanjutkan serangan di Gaza.
"Konflik yang tak kunjung reda di Timur Dekat dan kampanye militer Israel yang terus-menerus di Gaza dan Lebanon, ditambah serangan sporadis dari pihak lain di Israel, kadang-kadang menghidupkan kembali kekhawatiran akan kemungkinan gangguan pasokan,” kata PVM Oil Associates.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken kembali melakukan perjalanan ke wilayah tersebut untuk mencoba menengahi gencatan senjata.
Namun, kata PVM, upaya sebelumnya menunjukkan, usahanya sekali lagi mungkin akan sia-sia.
“Masih terlalu dini untuk menutup kemungkinan kenaikan harga lebih lanjut," ujarnya.
Persediaan minyak AS juga menjadi sorotan, dengan laporan EIA yang akan datang menjadi fokus.
Stok minyak mentah di pusat penyimpanan Cushing, Oklahoma telah meningkat selama empat pekan berturut-turut, menjadi periode terpanjang sejak Maret. (Aldo Fernando)