Di Hadapan Driver Ojol, Menaker Minta Maaf BHR Lebaran Belum Optimal

4 hours ago 1

Jakarta -

Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menyampaikan permohonan maaf kepada para pengemudi atau driver ojek online (ojol) karena kebijakan Bonus Hari Raya (BHR) pada Lebaran kemarin yang dirasa belum optimal.

Menurut Yassierli, proses pembahasan kebijakan BHR terbilang cukup singkat. Meski begitu, menurutnya kebijakan tersebut merupakan hasil terbaik dari musyawarah bersama dengan driver hingga operator pada kala itu.

"Saya juga mohon maaf kalau BHR kemarin saya dan Pak Wamen itu belum optimal, tapi dari awal saya sudah sampaikan kita harus maju," kata Yassierli dalam acara diskusi publik di Plaza BPJAMSOSTEK Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (8/5/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Memang banyak, masih banyak (kekurangan) karena kita evaluasi juga waktunya terbatas ya Pak Wamen. Semakin lama kita memutuskan waktu itu, kondisi finansial dari aplikatornya juga semakin tidak fleksibel," sambungnya.

Yassierli mengatakan, kebijakan BHR ini lahir beberapa bulan sebelum Hari Raya Lebaran sehingga hasilnya belum cukup ideal. Ke depan, kebijakan BHR ini akan semakin disempurnakan, dengan diskusi lanjutan melibatkan pihak-pihak terkait.

Di sisi lain juga sempat menyinggung tentang banyaknya kritik terhadap kebijakan BHR ini. Bahkan, sampai ada pihak akademisi yang menyebut kalau dirinya bodoh karena mengimplementasikan kebijakan tersebut.

"'Itu Menteri Ketenagakerjaan katanya profesor, kok kebijakannya bodoh begitu?' Jadi saya sesama profesor pun saling bodohin ternyata. 'Nggak pernah ada itu namanya BHR, itu kebijakan dari mana? Contoh dari mana?' Ya saya katakan ini bukan masalah contoh. Ini adalah DNA bangsa kita, itu adalah kepedulian saat hari keagamaan," terangnya.

Menurutnya, kebijakan BHR ini lahir dari kebutuhan para pekerja Indonesia yang dapat dikatakan kondisinya terbilang cukup unik dengan semangat gotong-royong. Oleh karena itu, tidak ada percontohannya di negara lain.

"Jangan ditanya ke saya, ini best practice atau buku manajemen mana? Saya enam tahun tinggal di Amerika saya katakan. Jadi kalau bicara tentang teori manajemen Amerika, saya tahu. Saya sudah baca buku-bukunya, tapi ada yang hilang dari teori manajemen Barat itu adalah, kekeluargaan dan gotong royong dan itu hanya ada di Indonesia," ujarnya.

Selaras dengan itu, Yassierli berharap proses diskusi dan kolaborasi yang selama ini telah dilakukan, termasuk bersama mitra driver, bisa diteruskan. Dengan demikian, bisa melahirkan banyak solusi konkret.

Simak juga Video 'Menteri Maman Sebut Asosiasi Ojol Sepakat Jika Masuk Kategori UMKM':

(shc/ara)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |