Jakarta -
Investor asing masih aktif melakukan aksi jual di pasar saham Indonesia, di antaranya dengan melepas saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI. Berdasarkan data RTI pada perdagangan Senin (21/4), investor asing memutuskan melepas saham berkode BBNI itu senilai Rp 87,2 miliar.
Pengamat Perbankan Moch Amin Nurdin mengatakan BBNI hanya merupakan salah satu emiten perbankan yang dilego asing. Salah satu faktornya karena kehadiran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) yang sampai saat ini dinilai belum jelas arahnya.
"Saya kira beberapa Bank Himbara yang sudah masuk ke Danantara, yang ini menjadi bagian tidak terpisahkan ketika pihak asing melihat masih belum jelas arah ke depan ini Danantara akan seperti apa, mewakili pemerintah dalam memegang saham atau melempar ke investor, atau seperti apa," ucap Amin kepada detikcom, Selasa (22/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Amin, ketidakjelasan ini yang membuat investor asing menjadi ragu untuk tetap berinvestasi di saham-saham perusahaan pelat merah termasuk BBNI.
"Karena kalau saya perhatikan struktur organisasinya, rencana ke depan seperti itu sampai dengan hari ini lanskapnya belum jelas. Jadi menurut hemat saya itu salah satu pertimbangan," beber Amin.
Selain itu, faktor eksternal seperti ketidakpastian global akibat kebijakan tarif impor tinggi yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, menjadi alasan kuat lainnya investor asing melepas saham BBNI.
"Kondisi global, perang tarif yang dipelopori oleh AS dan diikuti negara lain baik yang mendukung maupun bertentangan dengan AS termasuk China, ini mengakibatkan investor berpikir bahwa ini kemungkinan ada resesi ekonomi sampai 2030," ujar Amin.
"Ini yang saya rasa menjadi beberapa pertimbangan kenapa investor asing itu melepas sahamnya di bank-bank Himbara termasuk BNI," tambahnya.
Lihat juga video: Wondr by BNI Terima Penghargaan Strategi Komunikasi Aplikasi Perbankan Paling Kreatif dan Inovatif
(aid/rrd)