Meskipun pemesanan order dilakukan secara manual melalui WhatsApp, nyatanya Kurir Bang AO sering menerima permintaan order.
Cerita Yudha Okta, Seorang Kurir Sukses yang Buka Jasa Pengiriman Tanpa Aplikasi. (Foto: YouTube/Rumah de Giri)
IDXChannel—Yudha Okta Mahendra adalah seorang kurir yang sukses menjalankan jasa pengiriman barang tanpa aplikasi. Yudha membuka jasa Kurir Bang AO untuk melayani masyarakat Banyuwangi.
Saat ini, layanan kurir umumnya disediakan oleh perusahaan-perusahaan besar dengan menggandeng mitra pengemudi, atau merekrut kurir secara langsung. Pengoperasiannya juga menggunakan aplikasi yang sistemnya telah terbangun.
Aplikasi tersebut akan menghubungkan pengguna jasa dengan mitra pengemudi. Order akan masuk secara otomatis, untuk kemudian diambil oleh mitra pengemudi yang tersedia paling dekat.
Namun Yudha menjalankan usaha kecil ini tanpa bantuan aplikasi. Dia menerima order secara manual melalui WhatsApp, memang sedikit lebih merepotkan, tetapi semua hasil jasa bisa menjadi keuntungannya sendiri.
Siapa sangka, jasa kurir Bang AO yang dijalankan Yudha ini sekarang telah cukup dikenal oleh masyarakat Banyuwangi. Jasa Bang AO telah digunakan oleh anggota dewan setempat.
Perjalanan Yudha merintis usaha kurir ini dimulai ketika pandemi. Saat itu, hampir semua masyarakat tidak bisa beraktivitas di luar rumah karena pembatasan interaksi sosial. Bahkan membeli barang kebutuhan pun sulit.
“Saya dulu awalnya di-PHK, lalu tahun 2016 sempat buka jasa kurir namanya B-Jek. Setelah itu sempat berjalan satu bulan, karena saya dipanggil kerja lagi, jasa kurirnya berhenti,” kata Yudha dalam kanal YouTube Rumah de Giri.
Lalu pada 2019 dia kembali berhenti bekerja dan mulai menekuni profesi ojek online, dia juga sempat pindah ke Bali. Namun karena pandemi, Yudha pulang ke Banyuwangi. Pada saat itulah dia memikirkan jenis usaha yang mungkin dilakukannya saat pandemi.
Ide untuk jasa kurir itu muncul karena pembatasan interaksi sosial. Awalnya, Yudha menerima order membeli makanan dari temannya sendiri, dengan tarif yang mulanya dia samakan dengan tarif ojek online.
Akhirnya dari teman ke teman, dari mulut ke mulut, jasa Kurir Bang AO mulai dikenal luas oleh masyarakat. Yudha mulai mengajak tiga orang lainnya untuk bekerja sebagai kurir lokal setelah order yang diterimanya mulai meningkat dan melebihi kapasitas.
Meskipun pemesanan order dilakukan secara manual melalui kontak, nyatanya Kurir Bang AO sering menerima permintaan order. Sampai 2024, Kurir Bang AO masih eksis beroperasi dan melayani permintaan jasa kurir dari masyarakat Banyuwangi.
Secara tidak langsung, Kurir Bang AO adalah kurir konvensional layaknya ojek pangkalan yang beroperasi tidak menggunakan aplikasi. Namun Yudha memanfaatkan aplikasi messenger untuk memperluas penerimaan order, alih-alih mangkal.
Yudha juga membuka akun Instagram untuk memperluas pemasaran jasanya. Meskipun jasa yang dibukanya adalah kurir, tetapi Yudha dan rekannya sering menerima order yang tidak biasa. Misalnya saja, dia pernah diminta untuk mengusir kecoak.
Menurut Yudha, salah satu keuntungan memakai jasa Kurir Bang AO adalah pembayaran sesuai harga beli. Ketika konsumen meminta tolong untuk membeli makanan atau barang belanjaan, harga yang harus dibayar adalah harga yang tertera di toko.
Tidak seperti jasa pengiriman makanan di aplikasi yang rata-rata lebih mahal sekian persen dari harga aslinya di toko.
“Belum lagi ada tambahan ongkos, kalau dengan kami kan ya cukup satu harga saja, yaitu jasa kami dan harga asli di tokonya,” tutur Yudha.
Itulah kisah Yudha Okta, seorang kurir sukses yang membuka jasa pengiriman tanpa aplikasi.
(Nadya Kurnia)