MALANG, iNews.id - Kerajaan Kalingga di bawah kepemimpinan Ratu Jay Shima mengalami kemajuan luar biasa. Saat itu, Kalingga menjadi kerajaan paling disegani di Pulau Jawa dan mencatat sejarah sebagai kerajaan pertama dipimpin perempuan.
Kerajaan ini begitu disegani karena sang ratu menerapkan hukum dengan adil yang membuat perekonomian warga meningkat. Tetapi setelah Ratu Jay Shima mangkat pada 695, Kerajaan Kalingga mulai mengalami masa surut.
Baca Juga
5 Kota Tertua di Indonesia, Nomor 1 Berdiri 1.300 Tahun Lalu sejak Zaman Kerajaan
Kemunduran Kalingga tersebut karena Ratu Jay Shima membagi dua wilayah kekuasaannya untuk diwariskan kepada kedua putranya, yakni Parwati dan Narayana. Parwati yang menikah dengan Rahyang Mandiminyak atau Prabu Suraghana, mendapatkan warisan Bumi Kalingga bagian utara.
Di sana sesuai saduran dari "Hitam Putih Kekuasaan Raja-raja Jawa : Intrik, Konspirasi Perebutan Harta, Tahta, dan Wanita", dari Sri Wintala Achmad, Parwati menjadi raja dari tahun 695 hingga 716. Sementara, Narayana mendapat warisan bumi Kalingga bagian selatan. Ketika menjadi raja dari tahun 695 sampai 742, Narayana menggunakan nama abhiseka Iswarakesawa Lingga Jagatnata Buwanatala.
Baca Juga
Kisah Raden Wijaya, Raja Pertama Kerajaan Majapahit dan Makna Gelarnya
Parwati yang menikah dengan Jalantara atau Rahyang Mandiminyak putra mahkota Kerajaan Galuh. Pernikahan dengan Jalantara, Parwati memiliki putri bernama Dewi Sanaha dan Bratasenawa atau akrab dinamakan Sanna. Dewi Sanaha melahirkan putra bernama Rakai Mataram Sanjaya.
Sementara Narayana melahirkan putra bernama Dewa Singha yang menjadi raja di Kalingga Selatan. Dengan demikian Sanjaya dan Dewa Singha masih saudara dekat karena keduanya sama-sama keturunan Ratu Jay Shima.
Baca Juga
Kisah Masa Remaja Ken Arok Pendiri Kerajaan Singasari, Jadi Penjahat hingga Perkosa Gadis
Editor: Donald Karouw