AHY Ungkap Kabar Terbaru soal Rencana Bangun Giant Sea Wall

5 hours ago 4

Jakarta -

Kementerian Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) tengah menggodok rencana pembangunan mega proyek Tanggul Laut Raksasa atau Giant Sea Wall (GSW). Dilakukan sejumlah penyesuaian dari konsep proyek yang sebelumnya dibentuk saat era pemerintahan Presiden RI ke-7 Joko Widodo itu.

Menteri Koordinator Bidang IPK Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan, saat ini pihaknya juga terus menjalin koordinasi dengan sejumlah pihak dalam rangka mempersiapkan kelanjutan proyek ini, termasuk dengan pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Giant Sea Wall.

Ia juga menyebut, akan ada beberapa penyesuaian dan perubahan kecil dari rancangan Giant Sea Wall. Adapun sebelumnya, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di era Presiden RI ke-7 Joko Widodo telah memiliki rancangan awal proyek tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada adjustment saja, ada adjustment saja. Tapi masih belum konklusif," ditemui di Park Hyatt, Jakarta Pusat, Kamis (8/5/2025).

"Kita tahu ini kan juga kelanjutan dari rencana-rencana yang telah disusun sebelumnya ya, desain-desain sebelumnya. Kami terus mencoba untuk mengharmoniskan, memutakhirkan sekaligus," sambungnya.

Proyek ini bisa menjadi salah satu infrastruktur yang membantu melindungi pesisir pantai utara (pantura) Pulau Jawa. Perlindungan ini utamanya terhadap fenomena alam seperti penurunan muka tanah (land subsidence), banjir rob, hingga kondisi lainnya akibat perubahan iklim tak terduga.

AHY mengatakan, banyak investor swasta yang menunjukkan ketertarikannya, baik dari lokal maupun asing, terhadap proyek prioritas Presiden Prabowo Subianto itu. Beberapa pengusaha yang tertarik ada yang berasal dari Asia hingga Timur Tengah.

"Banyak yang bertanya (tentang Giant Sea Wall) ketika kami bertemu dengan mitra-mitra sahabat dari berbagai negara, termasuk di Asia, Eropa, dan lain-lain, termasuk Timur Tengah," ujarnya.

Selain investor asing, AHY juga mengungkapkan adanya minat investor lokal untuk ikut serta membangun Giant Sea Wall. Namun saat ditanya terkait siapa saja investor lokal tersebut, hanya menjawab dengan senyuman.

"Harusnya ada, harusnya ada (investor dari lokal)," ujar AHY sembari tersenyum.

Sebagai informasi, dalam besarnya proyek ini akan terbentang di sepanjang Pantai Utara (Pantura) Pulau Jawa dari Jakarta hingga Jawa Timur. Ada juga informasi yang menyebut bahwa untuk tahap awalnya proyek ini akan diprioritaskan dari Jakarta ke Cirebon.

Pada awal tahun 2024, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah telah menyiapkan skenario jangka panjang untuk mitigasi melalui konsep pembangunan Giant Sea Wall. Khusus di Jakarta terdapat beberapa tahapan pembangunan yang telah dirancang hingga 2040.

"Berdasarkan data dari Kementerian PUPR, sudah ada Project Management Office (PMO) untuk Giant Sea Wall di Kementerian PUPR," kata Airlangga dalam Seminar Nasional Strategi Perlindungan Kawasan Pulau Jawa Melalui Pembangunan Giant Sea Wall di Grand Ballroom Hotel Kempinski Jakarta, Rabu (10/1/2024).

Program pembangunan Giant Sea Wall di Jakarta terdiri dari 3 tahap yakni fase A yang pembangunannya berupa tanggul dan sungai kurang lebih 120 km sampai 2030. Lanjut fase B pembangunan sisi barat 20 km mulai 2030. Sisanya fase C yang merupakan sisi timur sepanjang 12 km dibangun mulai 2040.

Terkait detail pendanaan masih akan terus dibahas. Sejauh ini estimasi kebutuhan anggaran pembangunan dan perlindungan Pantura Jawa untuk tanggul fase A dan B diperkirakan mencapai Rp 164,1 triliun.

(shc/kil)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |