Kantongi Rp 179 T, Sektor Manufaktur RI Peringkat 1 di ASEAN

2 hours ago 1

Jakarta -

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita melaporkan sektor industri manufaktur Indonesia terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Hal ini terlihat dari realisasi ekspor dan investasi industri manufaktur dalam negeri pada kuartal pertama 2025 ini.

Pada awalnya ia menjelaskan sepanjang kuartal I 2025, kinerja industri non-migas dalam negeri menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 4,31% year-on-year. Kondisi ini secara keseluruhan membuat kontribusi industri manufaktur terhadap perekonomian nasional.

"Manufaktur menyumbang kontribusi atau shareholder PDB sebesar 17,50% dan ini masih menjadi kontributor terbesar untuk PDB nasional. Year-on-year-nya tercatat 17,47% menjadi 17,50%, artinya share year-on-year-nya ada peningkatan," kata Agus dalam acara Cutting Edge For Local Sustainability di Hotel Shangri La, Jakarta, Kamis (8/5/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sedangkan share untuk quarter-to-quarter dari 17,31% menjadi 17,50%, dan kalau kita lihat trennya kurvanya terus-menerus sejak tahun 2022 itu share terhadap PDB mengalami kenaikan," terangnya lagi.

Lebih lanjut, Ia mengatakan untuk kinerja ekspor manufaktur RI sepanjang Januari-Maret atau kuartal I 2025 ini mencapai US$ 52,9 miliar atau setara Rp 872,95 triliun (kurs Rp 16.502/dolar AS). Sedangkan untuk realisasi investasinya mencapai Rp 179,70 triliun.

"Sedangkan kinerja ekspor tercatat US$ 52,9 billion (miliar) pada periode yang sama sementara investasinya sebesar Rp 179,70 triliun," terangnya.

Agus kemudian menjelaskan peningkatan industri manufaktur dalam negeri ini juga tercermin dari nilai Manufacturing Value Added (MVA) sepanjang 2023 kemarin yang hampir mencapai US$ 256 miliar atau Rp 4.224,51 triliun.

"Berdasarkan dari data World Bank dan United Nations Statistics nilai MVA kita Manufacturing Value Added Indonesia pada tahun 2023 tercatat sebesar US$ 255,96 billion, hampir US$ 256 bilion, dan angka ini merupakan angka yang tertinggi yang pernah dicapai oleh Indonesia," terangnya.

Bahkan berkat capaian ini, ia menyebut Indonesia berhasil masuk di posisi 12 besar dalam Manufacturing Countries by Value Added di dunia. Sementara di Asia, RI berada di posisi lima besar, dan secara khusus nomor satu di Asia Tenggara (ASEAN).

"Maka Indonesia ditempatkan sebagai negara terbesar ke-12 dalam menciptakan Manufacturing Value Added dan terbesar ke-5 di Asia. Karena memang peers kita di Asia sangat kompetitif di situ ada China, ada India, ada Jepang, dan ada Korea Selatan setelah itu ada Indonesia," ucap Agus lagi.

(igo/fdl)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |