2 Tokoh Dunia yang Sukses Berkat Internship, dari Karyawan Magang hingga Jadi CEO

2 hours ago 2

Mereka memulai di perusahaannya sebagai karyawan magang, lalu meniti kariernya ke jenjang yang lebih tinggi di perusahaan yang sama selama bertahun-tahun.

 Freepik)

2 Tokoh Dunia yang Sukses Berkat Internship, dari Karyawan Magang hingga Jadi CEO. (Foto: Freepik)

IDXChannel—Ada beberapa tokoh yang sukses berkat internship. Mereka memulai karier di perusahaannya sebagai karyawan magang, lalu meniti kariernya ke jenjang yang lebih tinggi di perusahaan yang sama selama bertahun-tahun. 

Program magang atau internship adalah program yang umumnya ditujukan untuk mahasiswa yang hendak mencari pengalaman di dunia kerja. Program ini biasa diselenggarakan tak hanya di Indonesia, tapi juga di negara-negara lain. 

Karyawan magang diberi kesempatan untuk berkontribusi dan bekerja layaknya karyawan, sesuai dengan keahliannya di bidang keilmuannya masing-masing. Internship bisa berlangsung selama tiga bulan, bahkan satu semester. 

Merangkum beragam sumber, berikut ini adalah beberapa tokoh dunia yang sukses berkat internship

Tokoh Dunia yang Sukses Berkat Internship 

1. Ursula Burns, Xerox 

Ursula Burns adalah mantan CEO Xerox, perusahaan teknologi dokumen yang mendunia. Burns memulai kariernya di perusahaan tersebut sebagai karyawan magang musim panas pada 1980. 

Burns sendiri adalah lulusan S1 NYU Tandon School of Engineering, dan melanjutkan pendidikannya ke jenjang master di Columbia University. Pada tahun akhir perkuliannya di Columbia, Burns mengikuti program magang di Xerox. 

Dia bekerja di bagian pengembangan dan perencanaan produk. Setahun kemudian, usai lulus menyelesaikan pendidikan masternya, Burns bergabung sebagai karyawan tetap di perusahaan tersebut. 

Satu dekade kemudian, salah satu pimpinan tertinggi Xerox menawarinya posisi sebagai executive assistant. Dia bekerja pada posisi barunya sampai dengan 1999, setelahnya Burns ditunjuk sebagai vice president untuk bagian manufaktur global. 

Setahun kemudian Burns ditunjuk menjadi senior vice president for corporate strategic services, dan dua tahun kemudian, dia ditunjuk sebagai president of business group operation. 

Dia akhirnya ditunjuk sebagai CEO pada Juli 2009. Berkat posisinya itu, dia mencetak sejarah dan tercatat sebagai perempuan Afro-Amerika pertama yang memimpin perusahaan yang tercatat dalam peringkat Fortune 500. 

Burns meninggalkan Xerox pada 2017, saat itu posisinya di perusahaan sudah berada di level chairperson. 

2. Elliott Hill, Nike 

Elliott Hill adalah CEO Nike yang belum lama ini ditunjuk. Perjalanan kariernya menjadi perbincangan banyak orang. Bagaimana tidak? Rupanya Hill telah bekerja di brand ternama itu selama bertahun-tahun, dan memulainya dari karyawan magang pada 1988. 

Melansir Daily Mail (15/11), Hill adalah lulusan administrasi olahraga di Ohio University. Saat itu salah satu executive Nike, Tim Joyce, berkunjung ke kampusnya. Hill lantas berupaya untuk menemui Joyce dan menawarkan diri untuk bekerja. 

Nike adalah merek brand olahraga kesukaannya. Namun sayang, Joyce tidak langsung memberikan jawaban. Jadilah Hill ‘menghantui’ Joyce terus menerus selama beberapa bulan ke depan untuk mencari prospek pekerjaan.

Hill mengatakan kepada Joyce, bahwa dia tidak akan berhenti menelepon sampai Joyce memberikannya jawaban pasti, baik ‘ya’ atau ‘tidak.’ Joyce akhirnya mengiakan tawaran tersebut dan mempersilakan Hill untuk mulai bekerja pada pekan depan. 

Hill lantas mengangkut semua barangnya untuk pindah ke Tennessee. Sayangnya, saat dia tiba di kantor sales, Hill mendapati pekerjaan yang didapatnya hanya internship. Artinya, dia belum benar-benar mendapatkan pekerjaan tetap. 

Namun Hill tetap menerima tawaran itu dan mulai bekerja dengan giat keesokan harinya. Sebagai karyawan magang, Hill mengepak boks di gudang, menerima telepon kantor, dan membantu tugas customer service apa pun yang dibutuhkan kantornya. 

Selama bekerja sebagai intern, Hill juga masih dalam tahap melunasi student loans. Beruntung, akhirnya Hill dipekerjakan sebagai apparel sales representative. Hill adalah karyawan yang invisible di Nike selama beberapa tahun pertama. 

Co-founder Nike, Phil Knight, baru menyadari keberadaannya di perusahaan 10 tahun kemudian. Meskipun permulaan kariernya dimulai dengan pengalaman yang tidak enak, nyatanya Hill berhasil meniti karier di perusahaan tersebut dengan cemerlang. 

Melansir laman resmi LinkedIn Elliott Hill, diketahui dia bekerja sebagai karyawan magang dan sales selama dua tahun. Pada 1990 dia tetap bekerja di divisi sales, tetapi Hill terus mendapatkan promosi tiap 1-3 tahun. 

Jabatannya terakhir di divisi sales adalah sales management, yang dicapainya setelah 10 tahun berkutat di bagian sales per 1-3 tahun. Pada 1998, Hill naik jabatan menjadi director team sport sampai dengan 2000. 

Setelahnya, kariernya melesat cepat. Pada tahun yang sama, Hill naik jabatan lagi menjadi vice president EMEA sales and retail sampai dengan 2003. Lalu naik jabatan lagi menjadi VP and generam manager USA retail sampai dengan 2004. 

Setelahnya, Hill dipromosikan setiap 2-4 tahun di level VP. Dia bekerja untuk Nike sampai dengan 2020 dengan jabatan terakhir sebagai president consumer & marketplace. Kemudian, Hill pensiun selama empat tahun. 

Dalam periode pensiunnya itu, Hill banyak beraktivitas di perusahaan dan lembaga lain. Hingga akhirnya Nike menggandengnya kembali untuk bergabung ke perusahaan pada 2024, kali ini sebagai presiden sekaligus CEO, menggantikan John Donahue. 

Siapa sangka, karyawan magang yang dulu bekerja di gudang kini menjadi pimpinan yang mengatur operasional perusahaan. 

Itulah kisah tokoh dunia yang sukses berkat internship. 


(Nadya Kurnia)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |