Pasar modal Amerika Serikat atau Wall Street bersiap menghadapi pekan penuh ketidakpastian dalam menantikan data inflasi.
Wall Street Bersiap Hadapi Sinyal Inflasi hingga Kebijakan Donald Trump (Foto: MNC Media)
IDXChannel - Pasar modal Amerika Serikat atau Wall Street bersiap menghadapi pekan penuh ketidakpastian dalam menantikan data inflasi.
Investor menunggu data indeks harga konsumen (CPI) periode Oktober yang diumumkan pada Rabu (13/11/2024) untuk mengukur arah kebijakan Federal Reserve setelah memangkas Fed Funds Rate (FFR) sebesar 25 bps.
Data CPI diharapkan mempertegas sinyal bahwa inflasi terus bergerak turun secara konsisten. Jika inflasi rebound atau bahkan naik, maka laju pemotongan suku bunga Fed bisa terancam pada Desember.
Sementara potensi inflasi yang lebih kuat juga dapat membuat Fed lebih berhati-hati dalam menentukan arah kebijakan moneter. Menurut FedWatch, pasar berharap suku bunga turun menjadi sekitar 3,7 persen pada akhir 2025, dari kisaran 4,5 persen sampai 4,75 persen saat ini.
Dari tiga indeks utama Wall Street, indeks S&P 500 sempat mencapai level tertinggi sepanjang masa, dengan menembus angka psikologis 6.000.
Melansir Investing, Sabtu (9/11/2024), hal ini mencerminkan optimisme besar setelah Donald Trump mampu meraih kursi Presiden AS. Harapan terhadap kebijakan pro-bisnis dan pengurangan regulasi di bawah kuasa Trump, dinilai dapat menambah dorongan selera investor terhadap instrumen aset ekuitas.
Harapan adanya pemangkasan pajak dan pelonggaran regulasi dari kepemimpinan Trump, juga menghidupkan kembali ekspektasi terhadap pertumbuhan ekonomi, meskipun potensi kenaikan inflasi CPI bisa menjadi ancaman.
Tak semua regulasi Trump bernada positif. Kebijakan kandidat Partai Republik ini dinilai agresif, terutama menyangkut tarif perdagangan yang lebih tinggi terhadap produk-produk impor.
Ini berpotensi meningkatkan biaya hidup dan berujung pada kenaikan harga konsumen. Meski ekonomi AS telah mencatat pertumbuhan 2,8 persen pada kuartal ketiga, kekhawatiran atas inflasi tidak dapat diabaikan.
Tantangan Setelah Fed Pangkas 25 Bps
Langkah Federal Reserve memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin mencerminkan kepercayaan pada stabilitas ekonomi, namun ada tantangan berat dalam mempertahankan tren pemotongan suku bunga jika inflasi kembali meningkat.
Bursa saham yang telah diuntungkan oleh pertumbuhan laba dalam periode rilis laporan keuangan bakal menghadapi potensi pengetatan moneter jika inflasi terus melonjak. The Fed diyakini akan berhenti menurunkan suku bunga di level netral sekitar 3 persen.
Pasar kini sedang mencerna dampak awal kemenangan Trump terhadap sejumlah saham. Para analis memperkirakan pergerakan indeks Wall Street masih sejalan dengan katalis tersebut, terutama menjelang rencana pembahasan oleh Trump dan tim suksesnya terkait rencana agenda ekonomi mereka.
Dengan latar belakang kebijakan baru yang terus berubah di masa transisi, maka Wall Street kini berada di persimpangan jalan di mana segala kemungkinan masih terbuka lebar.
(DESI ANGRIANI)