UNEP Desak Aksi Nyata Tekan Emisi Metana Global

3 hours ago 1

Petugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) melakukan perawatan pada pipa reaktor pemurnian gas metana (CH4) di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Talangagung, Malang, Jawa Timur, Kamis (22/9/2022). Gas metana yang dihasilkan dari sampah di TPA tersebut disalurkan secara gratis ke 150 rumah warga sebagai pengganti gas elpiji untuk memasak dan dimanfaatkan untuk bahan bakar genset.

REPUBLIKA.CO.ID, COPENHAGEN -- Kepala Badan Lingkungan PBB (UNEP) Inger Andersen mengatakan hampir 90 persen kebocoran emisi metana yang terdeteksi satelit dari perusahaan milik pemerintah dan swasta tidak direspons atau ditangani. Lembaga pemantauan, International Methane Emissions Observatory mengumpulkan 17 pemantauan satelit.

Mereka menemukan hanya 12 persen dari 3.500 peringatan kebocoran di sektor minyak dan gas yang akhirnya direspons. Temuan ini menunjukkan kemajuan karena hanya 1 persen peringatan kebocoran yang akhirnya direspon tahun lalu.

Lama metana bertahan di atmosfer lebih sebentar dari karbon dioksida yang merupakan kontributor emisi gas rumah kaca terbesar. Tapi metana jauh lebih efektif dalam memerangkap panas.

Ilmuwan menilai menahan laju emisi metana merupakan langkah paling cepat untuk mengatasi perubahan iklim dalam jangka-pendek. Pada 2021 lalu lebih dari 150 negara menandatangani janji untuk memangkas emisi metananya sebesar 30 persen pada dekade ini. "Aksinya masih terlalu lambat," kata Andersen, Kamis (23/10/2025).

UNEP mengawasi Sistem Respon dan Peringatan Metana yang mendeteksi kebocoran gas tanpa warna. "Di beberapa kasus kita hanya mengencangkan baut, kita tidak bisa mengabaikan kemenangan-kemenangan yang relatif mudah ini," kata Andersen, merujuk pada kebocoran metana dari sektor minyak dan gas akibat pembuangan dan pembakaran.

Dalam laporannya, International Methane Emissions Observatory mengatakan mereka mendokumentasikan 25 contoh tindakan di mana peringatan kebocoran emisi ditangani. Pada awal bulan ini kelompok investor dengan aset lebih dari 4,5 triliun euro atau 5,3 triliun dolar AS mendesak Uni Eropa tidak melemahkan undang-undang emisi metana.

Desakan ini disampaikan setelah muncul kekhawatiran Uni Eropa akan melonggarkan peraturan tersebut untuk memfasilitasi peningkatan impor LNG AS. Salah satu upaya Uni Eropa meredakan ketegangan perdagangan dengan perekonomian nomor satu di dunia.

International Methane Emissions Observatory mengatakan kebocoran metana dari sektor minyak dan gas merupakan sumber emisi yang paling berpotensi untuk dikurangi (paling besar peluang mitigasinya). Namun, kepala lembaga itu Giulia Ferrini mengatakan, diperlukan rencana untuk memperluas pendeteksian termasuk emisi dari sumber lain, seperti batu bara metalurgi yang digunakan untuk produksi baja, limbah, dan pertanian. 

sumber : Reuters

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |