Trenggono: Kesehatan Laut Jadi Kunci Keberlanjutan Hidup Manusia

11 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menekankan pentingnya menjaga ekologi laut sebagai fondasi kehidupan manusia. Menurut dia, kondisi laut Indonesia kini sudah sangat kritis sehingga membutuhkan perhatian serius dari seluruh pihak.

“Kalau kita bicara kelautan dan perikanan, itu lebih ke arah ekologi yang juga harus dijaga, karena kesehatan laut kita ini sebetulnya sudah dalam kondisi sangat kritis,” ujar Trenggono dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia bertajuk Resiliensi Ekonomi Domestik sebagai Fondasi Menghadapi Gejolak Dunia di Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa (28/10/2025).

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

Trenggono menjelaskan di dalam wilayah laut Indonesia terdapat ruang-ruang konservasi yang harus dilindungi secara ketat. Kapal-kapal, baik niaga maupun perikanan, tidak seharusnya melintasi area konservasi karena dapat mengganggu proses pemijahan ikan.

“Luasan laut kita itu di dalamnya ada ruang-ruang konservasi yang seharusnya dijaga dan tidak boleh dilintasi oleh kapal apa pun,” ucap Trenggono.

Ia menegaskan laut yang sehat memiliki hubungan langsung dengan keberlangsungan hidup manusia. Jika laut rusak, kata Trenggono, maka sumber pangan dan keseimbangan ekosistem juga akan terganggu.

“Kehidupan umat manusia itu tergantung dari kesehatan laut, udara yang kita hirup, air yang kita minum, dan makanan yang tumbuh serta bisa dipanen. Apabila lautnya rusak atau hancur, itu tidak akan bisa terjadi,” lanjut Trenggono.

Trenggono menyebut Presiden Prabowo Subianto menaruh perhatian besar pada isu pangan, energi, dan lingkungan. Dalam konteks pangan, ia menjelaskan perikanan menjadi sumber protein penting bagi masyarakat Indonesia.

“Protein dari ikan itu tertinggi jika dibandingkan dengan daging sapi, ayam, atau telur, dan perikanan kita selalu dalam posisi surplus,” ujar Trenggono.

Ia pun memaparkan lima kebijakan utama yang kini menjadi fokus Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Kebijakan pertama adalah memperluas kawasan konservasi hingga mencapai 97,5 juta hektare pada 2045, dari capaian saat ini yang baru 29 juta hektare.

“Ruang konservasi ini kita daftarkan ke IMO sehingga seluruh kapal niaga atau kapal angkut, apalagi kapal perikanan, tidak boleh mendekat,” ucap Trenggono.

Kebijakan kedua, lanjut Trenggono, memastikan penangkapan ikan yang terukur dan berkelanjutan. Ketiga, pengembangan perikanan budidaya, baik di laut, pesisir, maupun darat secara berkelanjutan.

“Lucu juga kalau Thailand lebih kuat dari kita, padahal lautnya tidak sebesar kita,” tambahnya.

Keempat, pengawasan pulau-pulau kecil dan pesisir, terutama dari sektor properti maupun marine tourism. Kelima, membersihkan sampah plastik di laut. Trenggono menyebut, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyampaikan bahwa air hujan kini sudah mengandung mikroplastik.

“Artinya, plastik ini kalau larut dari darat ke laut, akan menjadi mikroplastik yang dimakan ikan, lalu berbahaya bagi manusia karena ikannya kita konsumsi. Itu yang menjadi perhatian kita,” kata Trenggono.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |