Transaksi Digital BNI Tembus Rp783 Triliun, QRIS dan Wondr Dorong Pertumbuhan Dana Murah

5 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatat nilai transaksi digital mencapai Rp783 triliun hingga akhir September 2025. Lonjakan ini didorong pemanfaatan kanal digital, terutama aplikasi wondr by BNI dan optimalisasi QRIS, yang menjadi motor utama pertumbuhan dana murah (CASA) dan pendapatan berbasis komisi (fee income).

Direktur Treasury & International Banking BNI Abu Santosa Sudradjat mengatakan, strategi digital transaction banking yang agresif telah menciptakan pertumbuhan berkelanjutan. “Strategi digital transaction banking yang agresif mendorong pertumbuhan CASA yang lebih sustain dan fee income yang konsisten,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Jumat (24/10/2025).

Hingga akhir kuartal III 2025, Dana Pihak Ketiga (DPK) BNI tumbuh 21,4 persen secara tahunan menjadi Rp934,3 triliun. Dari jumlah itu, dana murah (CASA) naik 13,3 persen menjadi Rp613,4 triliun, memperkuat struktur pendanaan sekaligus menekan biaya dana (cost of fund).

Kinerja digital banking BNI juga tercermin dari pertumbuhan aplikasi wondr by BNI yang kini memiliki 10,5 juta pengguna, melonjak dari 2,8 juta pada September 2024. Nilai transaksi melalui wondr mencapai Rp783 triliun dengan 866 juta transaksi tercatat sepanjang periode yang sama.

Sementara itu, kanal BNIdirect untuk segmen korporasi membukukan nilai transaksi Rp8.080 triliun, tumbuh 26,7 persen secara tahunan. Volume transaksi naik 14,8 persen menjadi 1,06 miliar, memperkuat kontribusi fee-based income yang kini menyumbang sekitar 30 persen dari total pendapatan nonbunga BNI.

Pertumbuhan transaksi digital ini sejalan dengan peningkatan penggunaan QRIS dan digital onboarding di berbagai kanal pembayaran. Transformasi digital BNI dinilai berhasil mengintegrasikan layanan ritel dan korporasi ke dalam ekosistem transaksi yang lebih efisien dan adaptif terhadap kebutuhan nasabah.

Direktur Utama BNI Putrama Wahju Setyawan menegaskan, penguatan digitalisasi menjadi bagian penting dari strategi efisiensi pendanaan dan daya saing BNI. “Keberhasilan ini menunjukkan kemampuan BNI untuk tetap adaptif dalam menghadapi tantangan, sambil terus mendorong pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan,” kata Putrama.

Kinerja digital yang solid ini membantu BNI menjaga fundamental bisnis di tengah tekanan margin bunga dan penyesuaian cadangan risiko. Hingga akhir September 2025, BNI mencatat laba bersih Rp15,12 triliun, turun 7,24 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.

Dengan pertumbuhan QRIS dan wondr yang kian masif, BNI menegaskan arah transformasi digitalnya bukan hanya untuk efisiensi internal, tetapi juga mendorong inklusi keuangan dan memperluas akses layanan perbankan bagi masyarakat.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |