Sri Poniti tinggalkan pekerjaannya demi bisnis mi. Berkat pinjaman BRI, usahanya kini sukses dengan tiga cabang warung mi ayam.
Sri Poniti tinggalkan pekerjaannya demi bisnis mi. Berkat pinjaman BRI, usahanya kini sukses dengan tiga cabang warung mi ayam. (foto: Ibnu/IDX)
IDXChannel- Sri Poniti mengorbankan pekerjaannya sebagai karyawan swasta di sebuah perusahaan di Jakarta demi membangun bisnis pembuatan mi bersama sang suami. Dia memanfaatkan pinjaman dari Bank Rakyat Indonesia (BBRI) untuk mengembangkan usahanya itu.
Sri Poniti dan suami sebelumnya masing-masing sudah bekerja. Sri Poniti bekerja di Jakarta sejak 2000. Sedangkan, sang suami bekerja di tempat pembuatan mi milik saudara.
Lalu pada 2008, dia dan suami memutuskan untuk memulai usaha sendiri. Awalnya, hanya suami yang fokus usaha pembuatan mi. Sri Poniti hanya membantu sambil tetap bekerja.
"Suami saya cari order di Bekasi karena mau bikin sendiri. Dulu kalau ada order diambilin dulu di tempat pamannya," kata Sri Poniti ditemuai di rumahnya Villa Gading Harapan, Kebalen, Kabupaten Bekasi beberapa waktu lalu.
Perjuangannya membangun usaha pembuatan mi tak mudah. Sri Poniti dan suami diterpa berbagai badai cobaan, mulai ditipu pedagang bahan baku di pasar, gerobak untuk jualan dibawa kabur rekan usaha hingga sulit mencari pinjaman modal.
"Awalnya susah cari pinjaman karena belum ada jaminan. Untungnya saya saat itu saya masih kerja jadi bisa ditutup semua saya yang bayar. Itu juga sudah pas-pasan buat makan sehari-hari kadang juga tak cukup," ucapnya.
Setelah berjuang dan sering mengikuti pameran UMKM. Sri Poniti akhirnya dikenalkan dengan seorang distributor bahan baku yang bisa pembelian sistem utang.
Sri Poniti juga disarankan untuk memanfaatkan pinjaman dari BRI. Tak perlu pikir panjang, Sri Poniti juga mengajukan pinjaman BRI tersebut untuk membantu menambah modal usaha.
"Saya bukan pakai KUR tapi pinjaman BRI. Pengajuannya mudah terus bunganya standar tak terlalu besar. Awalnya saya dipinjami Rp30 juta dari BRI. Pelan-pelan buat ngambil mesin, lalu beli mesin buat ngepres.
Setelah lima tahun berlalu, usaha pembuatan mi milik Sri Poniti semakin stabil dan berkembang. Dia langsung memutuskan berhenti bekerja untuk fokus membantu suami.
"Selama 5 tahun ada peningkatan yang lumayan. Saya lalu berhenti kerja fokus bantu suami," katanya.
Pengorbanan Sri Poniti meninggalkan pekerjaannya berbuah manis. Kini usaha pembuatan mi Sri Poniti semakin berkembang pesat. Pelanggan mi buatnya tersebar di beberapa wilayah di area Bekasi.
Kini Setiap harinya Sri Poniti dan suami bisa menghasilkan 3 karung mi siap oleh dengan berat 75kg per karung. mi buatan Sri Poniti dibanderol dengan harga Rp19.000 per kg.
"Alhamudilah sekarang sudah ada karyawan. Ada yang membantu mengantar pesan. Terus rumah bisa saya lunasi dari jualan mi ini. Terus saya pikir kalau jual mentah aja sayang, akhirnya buka warung mi ayam. Sekarang sudah ada tiga cabang. Sudah bisa beli rumah dan tanah juga. Alhamdulilah," ujarnya.
(Ibnu Hariyanto)