Untuk mengetahui apakah kondisi keuangan keluarga sehat, individu bisa menggunakan indikator-indikator yang menandai kesehatan kondisi keuangan.
4 Cara Cek Kesehatan Keuangan Keluarga, Intip Indikator Kondisi Finansial Sehat. (Foto: Freepik)
IDXChannel—Bagaimana cara cek kesehatan keuangan keluarga? Untuk mengetahui apakah kondisi keuangan keluarga sehat, individu bisa menggunakan indikator-indikator yang menandai kesehatan kondisi keuangan.
Secara umum, kondisi keuangan keluarga dapat dikatakan sehat apabila dapat memenuhi kebutuhan hidup dalam kondisi mendesak tanpa menambah beban finansialnya, juga tidak terdapat tumpukan utang.
Namun kesehatan keuangan tidak semata-mata diukur dari keberadaan dana darurat dan utang yang dimiliki. Terdapat perbandingan antara nilai beban finansial dengan aset keluarga untuk menentukan apakah kondisi keuangan keluarga terbilang sehat.
Melansir OCBC NISP dan Media Keuangan Kemenkeu (14/5), berikut ini adalah cara cek kesehatan keuangan keluarga.
4 Cara Cek Kesehatan Keuangan Keluarga, Pakai Indikator Ini
1. Cek Rasio Tabungan
Tabungan adalah sebagian penghasilan yang disisihkan untuk beragam kebutuhan di masa depan. Individu yang sudah bekerja umumnya dianjurkan untuk menyisihkan sebagian gajinya untuk ditabung.
Kondisi finansial terbilang sehat bila rasio tabungan dengan total gaji dalam setahun minimal 10 persen. Misalnya, jika dalam setahun gaji yang Anda dapatkan adalah Rp100 juta, maka minimal jumlah tabungan Anda adalah 10 persennya.
Semakin besar rasio tabungan dibanding total gaji setahun, semakin baik. Tabungan itu tidak hanya berguna untuk membiayai kebutuhan atau investasi, tapi juga menandakan pengelolaan keuangan yang baik.
2. Cek Likuiditas (Dana darurat)
Indikator lain yang menunjukkan kesehatan keuangan adalah rasio likuiditas. Likuiditas adalah kemampuan aset untuk diubah menjadi uang tunai dengan cepat. Rasio ini mengukut kemampuan Anda mendapatkan uang tunai dalam kondisi darurat.
Anda bisa memperoleh likuiditas cepat dengan memiliki dana darurat. Dana ini berguna untuk memenuhi kebutuhan dalam kondisi-kondisi darurat, misalnya saat terkena PHK, atau ketika jatuh sakit tiba-tiba.
Dana darurat sebaiknya dipersiapkan sebanyak 1 bulan gaji dikali enam atau 12 bulan. Anda juga bisa menggunakan pengeluaran tetap bulanan. Misalnya total pengeluaran tetap dalam satu bulan dikali 6-12 bulan.
3. Cek Rasio Utang
Rasio utang melihat perbandingan antara jumlah total cicilan utang Anda per bulan dengan gaji per bulan, atau total nilai utang dengan nilai penghasilan dalam setahun. Idealnya, nilai utang tidak boleh lebih dari 35 persen dari gaji.
Misalnya jika gaji Anda per bulan Rp7 bulan, maka nilai cicilan utang Anda sebaiknya tidak boleh lebih dari 75 persennya, yakni tidak lebih dari Rp2,45 juta per bulan. Jika cicilan utang Anda melebihi angka itu, artinya kondisi keuangan Anda tidak sehat.
4. Pengeluaran < Pemasukan
Idealnya, pengeluaran selama satu bulan tidak boleh lebih dari total pemasukan selama satu bulan. Jika pengeluaran Anda lebih besar dibanding total pemasukan sebulan, artinya Anda berutang untuk membayar pengeluaran Anda dalam satu bulan.
Pengeluaran lebih besar dibanding pemasukan dapat mengindikasikan pengelolaan keuangan yang kurang tepat dan penempatan skala prioritas yang kurang tepat dalam penentuan kebutuhan sehari-hari.
Secara garis besar, keempat indikator tersebut dapat digunakan untuk mengecek kesehatan kondisi keuangan keluarga. Melansir Media Keuangan Kemenkeu (14/5/2025), berikut ini adalah tanda-tanda kondisi keuangan dalam bahaya:
- Tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok bulanan dengan gaji satu bulan
- Memiliki utang yang menumpuk
- Tidak memiliki dana darurat
- Nilai pengeluaran satu bulan lebih besar dibanding pemasukan satu bulan
- Tidak bisa menabung untuk masa depan
- Mengalami penurunan kualitas hidup
- Sering merasa cemas saat memikirkan kondisi keuangan
Itulah ulasan singkat tentang cara cek kesehatan keuangan keluarga.
(Nadya Kurnia)