Senyawa 'Jamur Ajaib' Bisa Pulihkan Cedera Otak Akibat Kekerasan dalam Rumah Tangga

4 hours ago 3
UnsplashUnsplash

Kekerasan pasangan intim, atau IPV, adalah bentuk kekerasan serius di mana seseorang menyakiti pasangan romantisnya secara fisik, seksual, atau emosional.

Korban IPV, terutama mereka yang sering diserang, dapat menderita cedera jangka panjang yang memengaruhi cara berpikir, perasaan, dan perilaku mereka.

Dua cedera umum yang terkait dengan kekerasan berulang adalah cedera otak traumatis ringan (mTBI) dan kerusakan akibat pencekikan non-fatal (NFS), yang dapat membatasi suplai oksigen dan darah ke otak.

Kedua cedera otak ini diketahui menyebabkan peradangan dan mengurangi kemampuan otak untuk beradaptasi dan mengembangkan koneksi baru, suatu proses yang dikenal sebagai neuroplastisitas.

Perubahan pada otak ini dapat menyebabkan masalah memori, suasana hati, dan pembelajaran, dan sayangnya, hanya ada sedikit pilihan pengobatan yang tersedia untuk efek jangka panjang ini.

Para peneliti dari Monash University, Vancouver Island University, dan University of Victoria baru-baru ini meneliti apakah psilocybin, senyawa yang ditemukan dalam jamur psikedelik, dapat membantu memulihkan sebagian kerusakan otak ini.

Studi mereka, yang diterbitkan dalam jurnal Molecular Psychiatry, menggunakan model tikus untuk meniru jenis cedera otak yang terlihat pada korban KDRT.

Tujuannya adalah untuk melihat apakah psilocybin dapat mengurangi peradangan, meredakan kecemasan, dan membantu meningkatkan daya ingat dan pembelajaran.

Karena sebagian besar korban KDRT adalah perempuan, para peneliti berfokus pada tikus betina.

Tikus-tikus ini mengalami cedera otak ringan dan dicekik singkat setiap hari selama lima hari.

Setelah empat bulan pemulihan, mereka diberi dosis psilocybin atau plasebo.

Sehari kemudian, tikus-tikus tersebut diuji pada tugas-tugas yang mengukur tingkat daya ingat, motivasi, dan kecemasan mereka.

Hasilnya menjanjikan. Tikus yang menerima psilocybin lebih tenang, lebih sedikit depresi, dan berprestasi lebih baik dalam tes memori dibandingkan mereka yang tidak menerima pengobatan.

Para peneliti juga mengamati perubahan pada otak dan menemukan bahwa psilocybin mengurangi tanda-tanda peradangan dan membantu menjaga jenis sel otak tertentu yang terlibat dalam pembelajaran dan memori.

Psilocybin bekerja dengan mengaktifkan reseptor otak khusus yang disebut reseptor 5-HT2A, yang berperan dalam suasana hati dan fleksibilitas otak.

Untuk memastikan hal ini, tim peneliti memberikan beberapa tikus obat yang memblokir reseptor ini sebelum memberikan psilocybin.

Tikus-tikus ini tidak menunjukkan peningkatan yang sama, menunjukkan bahwa reseptor 5-HT2A memainkan peran kunci dalam bagaimana psilocybin membantu otak.

Meskipun temuan ini didasarkan pada studi hewan dan belum dapat diterapkan secara langsung pada manusia, temuan ini membuka kemungkinan yang menarik.

Jika studi selanjutnya pada manusia menunjukkan hasil yang serupa, psilocybin dapat menjadi alat yang ampuh untuk membantu penyintas kekerasan pasangan intim pulih dari cedera otak yang mereka derita.

Singkatnya, penelitian ini menunjukkan bahwa psilocybin dapat membantu mengurangi depresi, meningkatkan pembelajaran dan memori, menurunkan peradangan otak, dan mendukung penyembuhan otak setelah trauma berulang.

Masih banyak pekerjaan yang perlu dilakukan, tetapi penelitian ini memberikan harapan bahwa suatu hari nanti, bekas luka mental dan kognitif akibat pelecehan dapat diobati dengan lebih efektif.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |