Saham emiten geotermal PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) naik tajam di awal perdagangan Jumat (8/11/2024), membalik pelemahan selama sepekan terakhir.
Saham Barito Renewables (BREN) Tiba-Tiba Pesta, Melesat 16 Persen. (Foto: Freepik)
IDXChannel – Saham emiten geotermal PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) naik tajam di awal perdagangan Jumat (8/11/2024), membalik pelemahan selama sepekan terakhir.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.54 WIB, saham BREN melambung 15,83 persen ke Rp6.950 per saham.
Nilai transaksi saham emiten Prajogo Pangestu tersebut mencapai Rp216,9 miliar dan volume perdagangan 32,13 juta saham.
Penguatan ini memutus tren koreksi saham BREN sejak Jumat (1/11) pekan lalu.
Dengan ini, dalam sepekan saham BREN tumbuh 3,73 persen dan dalam sebulan naik 3,73 persen.
Menurut pemberitaan sejumlah media massa, Kamis (7/11/2024), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memeriksa transaksi saham BREN sejak tahun lalu, khususnya terkait dugaan transaksi perdagangan semu.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi, mengonfirmasi pemeriksaan tersebut, termasuk pemantauan terhadap kepemilikan saham publik yang membuat BREN gagal masuk indeks FTSE Russell pada September.
Empat pemegang saham besar BREN, PT Barito Pacific Tbk, Green Era Energy Pte. Ltd., Jupiter Tiger Holdings, dan Prime Hill Funds, telah diverifikasi dan dianggap tidak berafiliasi.
OJK mengatakan belum dapat memastikan batas waktu pemeriksaan tersebut, tetapi menegaskan bahwa penyelesaian tetap menjadi target mereka.
OJK menjelaskan, pihaknya terus memantau indikasi manipulasi pasar, termasuk pada saham BREN dan CUAN, sesuai ketentuan yang berlaku.
Rapor Keuangan BREN
BREN berhasil meraup laba bersih sebesar USD86,1 juta hingga triwulan III-2024 lalu.
Capaian tersebut tumbuh tipis sebesar 1,9 persen dari capaian laba bersih pada periode sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar USD84,5 juta dolar AS.
Dengan menggunakan asumsi nilai tukar dolar terhadap rupiah sebesar Rp15.700 per dolar AS, maka nilai laba bersih BREN dalam sembilan bulan pertama 2024 ini setara dengan Rp1,35 triliun.
"Kenaikan laba bersih terutama terdongkrak dari akuisisi PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu) (PLTB) Sidrap 1 serta peningkatan kepemilikan Perseroan di Salak-Darajat," ujar Direktur Utama BREN, Hendra Soetjipto Tan, dalam keterangan resminya, Kamis (31/10/2024).
Sementara pendapatan konsolidasi Perseroan dalam periode yang sama, menurut Hendra, tercatat mencapai USD441,3 juta, dengan nilai EBITDA konsolidasi sebesar USD377 juta.
Dengan capaian tersebut, Hendra pun mengaku optimistis dengan respons cepat terhadap tantangan operasional dan refinancing, sehingga dapat secara signifikan menurunkan biaya keuangan Perseroan.
"Seiring dengan upaya kami dalam mengoptimalkan dan memperluas aset geotermal, kami percaya bahwa kinerja kami akan semakin kuat di kuartal-kuartal mendatang," ujar Hendra.
Tercatat, Perseroan telah refinancing fasilitas Bangkok Bank Public Company Limited, yang mengakibatkan penurunan suku bunga dari 4,4 persen menjadi 2,5 persen di atas SOFR.
Hendra menyebut ke depan BREN akan tetap fokus pada peningkatan kapasitas geotermal melalui retrofitting, peningkatan kapasitas, dan penambahan unit baru pada aset geotermal yang ada. Langkah ini diyakini akan meningkatkan kapasitas perseroan sebesar 104,6 MW dalam beberapa tahun ke depan.
"Dalam jangka pendek, Salak Binary diperkirakan akan mencapai COD pada akhir tahun ini, yang akan semakin meningkatkan kapasitas dan output perusahaan," ujar Hendra.
Diketahui, total aset perseroan per September 2024, tumbuh 7,9 persen dibandingkan akhir 2023 sebesar USD3,78 miliar. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.