Saham emiten tambang emas PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) pulih cepat pada perdagangan Jumat (8/11/2024), setelah jatuh pada Kamis (7/11).
Rebound Cepat ala BRMS, Saham Naik 9 Persen. (Foto: Freepik)
IDXChannel – Saham emiten tambang emas PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) pulih cepat pada perdagangan Jumat (8/11/2024), setelah jatuh pada Kamis (7/11) seiring adanya kabar negatif.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.05 WIB, saham BRMS meningkat 9,55 persen ke Rp436 per saham
Nilai transaksi tercatat mencapai Rp306,5 miliar. Volume perdagangan 732,2 juta saham.
Pada Kamis (7/11), saham BRMS ditutup turun tajam 9,55 persen.
Investor tampaknya merespons negatif kabar BRMS tidak menjadi konstituen anyar dalam rebalancing indeks MSCI periode November.
Maklum, sebelumnya, rumor pasar menyebut, emiten milik Grup Bakrie dan Grup Salim tersebut digadang-gadang berpotensi masuk MSCI.
Indeks MSCI menjadi acuan investor internasional dan dapat meningkatkan eksposur global bagi saham-saham yang terdaftar, membawa peluang masuknya lebih banyak modal asing.
Sebelumnya, menurut laporan Algo Research pada 20 Oktober 2024, kenaikan harga signifikan saham BRMS belakangan ini diperkirakan didorong oleh ekspektasi masuknya BRMS ke indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI).
MSCI, penyedia indeks global yang digunakan oleh investor institusi, meninjau saham secara kuartalan.
“Menurut diskusi kami dengan analis sell-side, terdapat kemungkinan besar bahwa BRMS dapat masuk ke dalam indeks MSCI pada November 2024,” kata Algo Research.
Algo Research berpendapat, jika BRMS masuk indeks ini pada November 2024, diperkirakan ada aliran pembelian besar dari investor pasif, seperti exchange traded fund (ETF).
Selain soal MSCI, penurunan harga emas spot (XAU/USD) sebesar 3 persen pada Rabu (6/11), di tengah penguatan dolar seiring kemenangan Donald Trump di pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) 2024, juga sempat turut menekan harga BRMS.
Kendati merosot pada Kamis, saham BRMS sejatinya tengah dalam tren menaik alias uptrend.
Dalam sepekan, saham BRMS naik 15,87 persen dan dalam sebulan melambung 57,97 persen.
Prospek BRMS
Prospek BRMS dinilai cerah seiring rencana ekspansi yang fokus pada peningkatan kapasitas produksi emas dan eksplorasi cadangan baru, berupaya memperkuat posisi di industri tambang Indonesia.
Didukung oleh grup besar dan proyeksi peningkatan permintaan, BRMS menargetkan pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun ke depan.
Samuel Sekuritas Indonesia dalam riset terbarunya pada 1 November 2024 mengungkapkan optimisme tinggi terhadap ekspansi besar BRMS.
Kunjungan Samuel Sekuritas ke beberapa manajer investasi (fund manager) menunjukkan minat kuat para investor terhadap rencana BRMS meningkatkan kapasitas produksi emas dengan tambahan 4.000 ton per hari (tpd) dan rencana tambang bawah tanah pada 2027 di tambang Citra Palu Mineral (CPM), Sulawesi.
Sebagai emiten dengan cadangan emas terbesar kedua di Indonesia, pertumbuhan BRMS diprediksi semakin kuat dengan dukungan AP Investment/Grup Salim, yang diharapkan mendorong pertumbuhan EBITDA per tahun (CAGR) sebesar 22,0 persen pada periode 2024-2028 dan 19,2 persen untuk laba per saham (EPS).
Kontribusi CPM
CPM di Sulawesi Tengah menjadi andalan utama BRMS dengan cadangan emas sebesar 31,5 juta ton dan sumber daya mencapai 40,2 juta ton dengan kadar bijih rata-rata 3,5 gram per ton.
Saat ini, BRMS mengoperasikan dua pabrik dengan total kapasitas pengolahan bijih 4.500 tpd, serta rencana pengoperasian pabrik ketiga berbasis heap leach pada kuartal IV-2024, menambah kapasitas 4.000 tpd.
Di tambang bawah tanah Poboya, BRMS menargetkan bijih dengan kadar emas yang lebih tinggi, yaitu 4,9 gram per ton, yang diproyeksikan akan meningkatkan produksi dore bullion hingga 145,4 ribu ons pada 2027, naik 165,6 persen dari produksi saat ini.
Potensi dari Tambang Emas & Tembaga di Wilayah Lain
Menurut catatan analis Samuel Sekuritas, BRMS juga memiliki sejumlah aset cadangan potensial lainnya, seperti tambang di Banten, Aceh, dan Gorontalo dengan total cadangan mencapai 126,1 juta ton, empat kali lebih besar dari CPM.
Salah satu proyek yang akan dikomersialisasikan adalah tambang Gorontalo Minerals pada 2026, dengan kapasitas pengolahan 2.000 tpd dan kadar tembaga serta emas masing-masing sebesar 0,49 persen dan 0,43 gram per ton.
Samuel Sekuritas memperkirakan langkah ini dapat mendorong EBITDA BRMS pada 2028 menjadi USD107 juta (naik 56,3 persen YoY) dan laba bersih menjadi USD129 juta (naik 21,0 persen YoY).
Target Kinerja 2025
Dengan produksi dore bullion sebesar 54,7 ribu ons pada 2024 (naik 135,3 persen YoY) dan target 78 ribu ons pada 2025 (naik 42,5 persen YoY), dan kenaikan harga emas hingga USD2.600 per troy ons, BRMS diperkirakan mencapai pendapatan USD207 juta (naik 57,5 persen YoY) dan EBITDA sebesar USD75 juta (naik 70,6 persen YoY) pada 2025.
Samuel Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli (buy) dengan target harga baru dari Rp230 per saham menjadi Rp500 per saham (berdasarkan metode SOTP), mencerminkan valuasi EV per cadangan (EV/reserve) sebesar USD26,6 per ton dan potensi kenaikan sebesar 35,9 persen.
“Masih terdapat potensi kenaikan lebih lanjut karena target harga kami belum memperhitungkan komersialisasi aset-aset lain BRMS maupun penjualan produk sampingan tambahan,” kata analis Samuel Sekuritas.
Lebih lanjut, katalisator dalam waktu dekat berupa pengumuman cadangan emas JORC dengan kadar yang lebih tinggi dan laporan kinerja keuangan kuartal III-2024 yang solid.
Namun, risiko penurunan meliputi harga emas yang melemah, penundaan operasional, serta kendala pendanaan yang mungkin dihadapi. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.