Jakarta -
Investasi yang masuk ke Indonesia pada kuartal I 2025 berhasil menyerap 594.104 tenaga kerja baru. Realisasi investasi pada periode tersebut tercatat mencapai Rp 465,2 triliun atau 24,4% dari target Rp 1.905,6 triliun.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani mengatakan, angka serapan tenaga kerja itu naik sebesar 8,5% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Penyerapan tenaga kerja sendiri dinilai menjadi salah satu hal penting dalam investasi.
"Tujuan kita semua salah satunya adalah bagaimana penciptaan lapangan pekerjaannya. Nah penciptaan lapangan pekerjaannya ini menjadi sangat penting, adalah sebanyak 594.104 orang penciptaan lapangan kerja baru dari investasi yang dihasilkan Rp 465,2 triliun. Dan ini ada kenaikan 8,5%," katanya dalam konferensi pers beberapa waktu lalu, dikutip Kamis (15/5/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rosan menilai hal tersebut menjadi indikator positif bagi Indonesia di tengah meningkatnya gejolak geopolitik dan ekonomi. Artinya investor masih melirik Indonesia sebagai negara tujuan investasi yang angkanya terus meningkat.
"Ini merupakan salah satu indikator yang sangat-sangat, sangat-sangat positif di tengah meningkatnya tensi geopolitik dan ekonomi. Namun alhamdulillah kita melihat minat investor dalam maupun luar negeri untuk berinvestasi itu terus meningkat di Indonesia," ujarnya.
Adapun realisasi investasi kuartal I yang sebesar Rp 465,2 triliun naik 15,9% secara year-on-year (yoy) dari sebelumnya Rp 401,5 triliun. Sedangkan secara quarter-to-quarter (qtq) realisasi investasi naik 2,7% dibandingkan kuartal IV tahun 2024 yang sebesar Rp 452,8 triliun.
"Pencapaian dari target investasi triwulan I 2025 mencapai Rp 465,2 triliun. Dan ini kurang lebih 24,4% dari target 2025. Ini sangat sesuai dengan harapan kami. Dan yang paling penting memang peningkatannya adalah 15,9% yoy atau dari tahun sebelumnya," sebut Rosan.
Secara rinci investasi itu terdiri dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 234,8 triliun atau sebesar 50,5%. Sementara investasi asing atau penanaman modal asing (PMA) adalah 49,5% atau sebesar Rp 230,4 triliun yang artinya lebih rendah dari PMDN.
Simak juga Video: Sandiaga Uno dan UMA Siap Investasi USD 300 Juta untuk Industri Film RI
(acd/acd)