lahan sayuran hidroponik yang dikembangkan ibu-ibu Margasari ini hanya mengandalkan air tawar dari tadah hujan.
Rawabening, Cara Kilang Pertamina ‘Hijaukan’ Perkampungan Padat Penduduk di Pesisir Balikpapan (foto: MNC media)
IDXChannel – PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) berhasil menyulap kawasan hunian padat penduduk di Kelurahan Margasari, Balikpapan, Kalimantan Timur, menjadi lebih hijau berkat pertanian hidroponik yang dikembangkan warga sekitar. Tak hanya hijau, warga yang tinggal di atas air payau di pesisir Balikpapan itu juga kini bisa lebih produktif karena sukses membuat aneka produk makanan berbahan sayuran.
Uniknya, lahan sayuran hidroponik yang dikembangkan ibu-ibu Margasari ini hanya mengandalkan air tawar dari tadah hujan. Maklum, di wilayah ini pasokan air tawar terbilang minim karena permukimannya berada di atas rawa-rawa.
Meski di tengah keterbatasan, namun semangat ibu-ibu Kelurahan Margasari ini tidak surut. Melalui program Rawabening atau Rain Water Harvesting and Urban Farming yang digagas KPI, mereka berhasil memproduksi aneka sayuran segar yang ditanam dengan metode hidroponik.
Di atas lahan sempit, sekitar setengah lapangan badminton, beragam sayuran segar seperti pakcoy, seledri, bayam dan selada, rutin dihasilkan dan dijual ke pasar terdekat. Tak hanya itu, sayuran yang tidak laku dijual juga diolah menjadi aneka makanan seperti keripik dan stik sayuran.
Direktur Operasi PT Kilang Pertamina Internasional Didik Bahagia mengungkapkan, Program Rawabening yang dijalankan oleh ibu-ibu di Margasari merupakan bentuk upaya Kilang Pertamina dalam memberdayakan masyarakat di sekitar area operasi. Menurutnya, apa yang dilakukan oleh warga Margasari sangat inspiratif karena dengan kondisi yang serba terbatas, justru ada sesuatu yang bisa membuat masyarakat lebih produktif.
“Jika kita bicara di Bogor, Sumedang, atau daerah lain yang subur lainnya, kegiatan (bertani) ini biasa. Tapi di kondisi Balikpapan khususnya Margasari membuat program seperti ini jadi luar biasa. Kami berharap ke depan ini akan menjadikan masyarakat lebih produktif lagi sekaligus turut berkontribusi pada swasembada pangan,” ujar Didik saat meninjau program Tanjung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) di Margasari, Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis (24/10/2024).
Dia menambahkan, program pertanian hidroponik di Margasari bisa menjadi contoh bagi masyarakat lain agar lebih berdaya secara ekonomi. Selain itu, dengan adanya kegiatan seperti ini juga bisa membuat lingkungan lebih terawat sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat lainnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Kelompok Rawabening Rosdiana mengatakan, Program Rawabening telah berjalan sejak 2022 silam dan hingga saat ini terus berkembang. Dia bersyukur, kegiatan bercocok tanam ini mendapat dukungan dari Kilang Pertamina melalui berbagaia pelatihan sekaligus bentuan permodalan.
“Kami juga akhir-akhir ini banyak kedatangan tamu baik dari mahasiswa maupun sekolah-sekolah yang ingin belajar hidroponik. Ya kami senang karena bisa berbagi,” ujar Rosdiana.
Dalam mengembangkan pertanian hidroponik tersebut, Rosdiana tidak sendiri. Saat ini, tercatat ada 12 orang yang turut serta dalam kelompoknya dan bekerja sama dengan Kader Posyandu setempat.
Selain Rawabening, dalam menjalankan fungsi TJSL-nya KPI juga memiliki beberapa program lain seperti Kampung Siaga Bencana (KSB), kemudian Rumah Berseri yang memberikan pelatihan bagi para pencari kerja, dan Mario Jela yang merupakan aktivitas pemanfaatan minyak jelantah.
(taufan)