Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) melalui anak perusahaannya, PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), kembali menjadi produsen gula terbesar di Indonesia.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perkebunan Nusantara III (Persero) menyiapkan dua proyek strategis di sektor energi terbarukan tahun depan. Direktur Bisnis PTPN III (Persero) Ryanto Wisnuardhy mengatakan, perusahaan akan membangun pabrik biodiesel di Sei Mangke, Sumatera Utara, dan pabrik bioetanol di Jember, Jawa Timur.
Langkah tersebut merupakan bagian dari dukungan PTPN terhadap agenda Asta Cita yang menargetkan kemandirian pangan dan energi nasional. Perusahaan juga akan memperluas lahan sawit hingga 500 ribu hektare guna memperkuat pasokan bahan baku biodiesel.
Tidak ada kode iklan yang tersedia.“Untuk tahun depan kami akan mengupayakan peningkatan produksi. Kami akan memperluas lahan hingga 500 ribu hektare dan mulai membangun pabrik biodiesel,” kata Ryanto di Bogor, Selasa (28/10/2025).
PTPN menggandeng Pertamina dan mitra swasta dalam proyek pabrik biodiesel. Sementara bahan baku CPO-nya dapat berasal dari PTPN maupun Agrinas. Pada tahap awal, PTPN akan menyiapkan pasokan minyak sawit mentah (CPO) dari perkebunan di Sumatera Utara dan Riau untuk kebutuhan tersebut. Adapun bahan baku bioetanol berasal dari tetes tebu hasil produksi gula di Pabrik Glenmore, Jember.
“Kalau biodiesel mungkin di Sei Mangke. Karena bahan bakunya dari sawit, sumbernya ada di Sumatera Utara atau bisa juga di Riau,” ujarnya.
Proses pembangunan pabrik ditargetkan dimulai pada tahun depan. PTPN memperkirakan kebutuhan investasi mencapai sekitar Rp 50 triliun hingga Rp 60 triliun. Dana tersebut juga digunakan untuk perluasan lahan. Perusahaan tengah menyiapkan skema pendanaan bersama mitra strategis serta memanfaatkan landbank milik sendiri dan lahan kehutanan sosial yang memenuhi aturan.
Selain biodiesel, PTPN juga mengembangkan bioetanol berbasis tetes tebu (molase). Ke depan, perusahaan membuka peluang penggunaan singkong sebagai bahan baku alternatif. Pertamina akan menjadi pembeli utama hasil produksi tersebut.
“Bioetanol bahan bakunya sementara dari tetes, tapi kami juga kaji dari singkong. Off-takernya nanti Pertamina,” kata Ryanto.
Menurutnya, penguatan sektor hulu hingga hilir menjadi kunci untuk menumbuhkan ekonomi berbasis perkebunan. Ia menilai sinergi antara BUMN, swasta, dan petani rakyat dapat mempercepat realisasi kemandirian energi nasional.
.png)
6 hours ago
4
















































